Mohon tunggu...
andre vandame
andre vandame Mohon Tunggu... Universitas Sumatera Utara

Siap menjadi SDM yang berkualitas di masa yang akan datang

Selanjutnya

Tutup

Medan

Membangun Harapan dari Desa: Praktik Pendampingan COCD di Desa Sekip, Lubuk Pakam

10 Juni 2025   00:16 Diperbarui: 10 Juni 2025   00:16 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Anak-Anak PAUD Setelah Proses Belajar Selesai

Pendampingan Lapangan Berbasis COCD Sebagai bagian dari praktik lapangan dalam pendekatan Community Organization for Community Development (COCD), saya melaksanakan kegiatan pendampingan langsung di Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Pendampingan ini bertujuan untuk menjembatani teori-teori pemberdayaan yang dipelajari di bangku kuliah dengan dinamika sosial nyata yang terjadi di tengah masyarakat.

COCD merupakan pendekatan yang menekankan pada pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam mengidentifikasi potensi lokal, menyusun solusi terhadap masalah sosial, dan merencanakan program yang berkelanjutan secara mandiri. Pendekatan ini tidak sekadar bersifat top-down, melainkan membangun perubahan dari bawah, dari komunitas itu sendiri.

Tiba PagiHari di Desa Sekip

Saya tiba di Desa Sekip sekitar pukul 08.00 pagi, disambut suasana desa yang tenang dan ramah. Setelah berkoordinasi dengan perangkat desa dan ibu-ibu PKK, saya segera bersiap untuk menjalankan dua kegiatan utama hari itu: edukasi untuk anak-anak PAUD dan pembuatan Makanan Bergizi Gratis (MBG) bersama kelompok PKK.

Suasana pagi itu berjalan lancar dan penuh semangat. Warga terlihat antusias menyambut kegiatan yang akan dilaksanakan. Bagi saya, ini adalah awal yang baik untuk membangun kedekatan dengan masyarakat dan memulai proses pendampingan yang partisipatif dan bermakna.

Edukasi Anak PAUD: Belajar Lewat Tawa dan Permainan

Kegiatan pertama saya fokuskan pada edukasi anak-anak PAUD dengan metode bermain sambil belajar. Anak-anak usia dini membutuhkan pendekatan yang menyenangkan agar proses belajar tidak terasa membebani. Salah satu metode yang saya gunakan adalah permainan tebak bagian tubuh. Dalam permainan ini, saya menunjuk bagian tubuh seperti mata, telinga, atau hidung, lalu mengajak mereka menebak secara bersama-sama.

Belajar Bagian Tubuh Sambil Bermain
Belajar Bagian Tubuh Sambil Bermain
Anak-anak yang berhasil menjawab saya beri hadiah kecil permen atau stiker lucu sebagai bentuk apresiasi. Suasana saat itu sangat hidup, anak-anak tertawa, bersorak, dan menunjukkan ekspresi ceria. Bahkan anak-anak yang awalnya pasif atau malu-malu mulai terbuka dan ikut bermain.

Manfaat dari kegiatan ini sangat terasa. Anak-anak jadi lebih percaya diri, kemampuan kognitif mereka terasah, dan semangat belajar pun tumbuh secara alami. Kegiatan ini juga menjadi media interaksi yang membangun kedekatan emosional antara saya sebagai pendamping dengan anak-anak, semua dilakukan dengan pendekatan yang humanis dan penuh empati.

Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK: Kolaborasi Menuju Kemandirian Gizi

Foto Bersama Kelompok Ibu-ibu PKK
Foto Bersama Kelompok Ibu-ibu PKK
Setelah kegiatan PAUD selesai, saya bergabung dengan kelompok ibu-ibu PKK untuk melaksanakan kegiatan Makanan Bergizi Gratis (MBG). Program ini ditujukan untuk mencegah dan menanggulangi kasus kekurangan gizi pada anak-anak di Desa Sekip. Saya turut serta dalam seluruh proses, mulai dari menyiapkan bahan makanan, mengolah, hingga membungkus makanan.

Isi Makanan Bergizi Gratis
Isi Makanan Bergizi Gratis
Bahan-bahan yang digunakan sederhana, mudah dijangkau, namun padat gizi seperti nasi, daging sapi rendang, sayur lodeh, sepotong buah pepaya, dan kolak pisang. Selama proses memasak, kami berdiskusi santai mengenai pentingnya pola makan sehat, cara menyusun menu gizi seimbang dengan bahan yang ekonomis, hingga teknik memasak yang higienis.
Para ibu menunjukkan antusiasme tinggi. Mereka tidak hanya menjalankan instruksi, tapi juga memberi ide: beberapa mengusulkan variasi menu, bahkan menjadwalkan kegiatan MBG agar bisa dilakukan rutin. Diskusi ini menumbuhkan kesadaran bahwa mereka bisa menjadi aktor utama dalam memperbaiki gizi anak-anak mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun