Bangganya di Pacet banyak nama jalan yang menggambarkan perjuangan. Mulai Pandanarum hingga Pacet, nama jalannya adalah "Jalan Komando Hayam Wuruk". Ada juga Jalan Yon Cipto di daerah Padusan Pacet.
Daaan, masih banyak lagi kok. Juga monumennya.
Saya berfoto di desa Wiyu Kecamatan Pacet. Lokasi yang berbukit-bukit di ketinggian. Sangat strategis untuk menjadikan basis pertahanan. Karena di tempat yang tinggi dapat melihat jelas apa yang terjadi di bawahnya.
Nah, 1949 adalah masa kelam dalam mempertahankan kemerdekaan. Belanda ingin menguasai Indonesia kembali. Menyerang dengan kekuatan penuh menggunakan alat tempur hibah Amerika.
Saat itu Belanda kan miskin sejati, jadi waktu dapat hibah dari Amerika tidak ada biaya untuk merubah alat hingga seragamnya. Jadi masih bertuliskan US MARINES!!
Kita yang masih baru merdeka masih kesulitan alat tempur. Sangat tidak imbang. Yang dilakukan adalah Pukul Lari......Strategi yang efektif untuk melawan musuh yang sangat besar dan kuat.
Mental Belanda yang lemah menjadi ketakutan karena saat lengah pasti terjadi penyerangan.
Nah, yang menerima perintah Operasi Komando Hayam Wuruk ini adalah Mayor Pamoe Rahardjo. Tujuannya adalah menguasai daerah Mojosari. Karena Mojosari tempat strategis jalur Malang-Surabaya-Mojokerto dan lainnya selalu melewati Mojosari.
Brigade lapis baja Belanda akan kesulitan jika Mojosari dikuasai Indonesia.
Komando Hayam Wuruk ini dibentuk dengan semangat kejayaan Majapahit saat pemerintahan Hayam Wuruk. Dengan beberapa Batalyon yang mudah dikenal dengan nama Komandannya, Operasi militer ini sangat efektif untuk mengganggu hegemoni Belanda di Mojosari.
Batalyon (Yon) Mansyur Solichi, Yon Tjipto, Yon Bambang Juwono. Operasi yang dianggap hantu oleh Belanda. Musuh yang membahayakan waktu itu adalah warga sekitar yang bekerja untuk Belanda.