Saya masih di Perpustakaan Universitas Ciputra Surabaya, tempat keren yang sangat menyenangkan untuk dikunjungi. Perpustakaan jauh dari kesan angker, tidak asik dan kuno. Saya perhatikan, penataan di sini lebih menarik daripada gerai toko buku modern di Mall. Tetapi, unsur budaya lokal sangat kental.
Ini....... Budaya Lokal....karena saya menulis tentang budaya yang dikembangkan Universitas Ciputra bukan menulis tentang perpustakaannya.
Budaya Panji......
Budaya Panji adalah budaya yang berasal dari cerita lokal dan sangat populer pada jaman Majapahit. Saya lihat semua produk Universitas Ciputra mulai dari pengajaran, penelitian hingga pengabdian kepada masyarakat kesemuanya bertemakan Panji.
Sulit didapatkan pada perguruan tinggi di Indonesia yang mengangkat tema lokal untuk melahirkan produk-produk kelas dunia.
Yang membuat saya baru ngeh, konsep di sini mengatakan bahwa budaya adalah hasil kekinian. Tidak bisa memaksakan budaya jaman dulu untuk keadaan jaman sekarang. Yang dibutuhkan adalah substansi atau isi di dalam budaya ini.
Dipilih Panji karena memang budaya lokal Jawa Timur yang menusantara bahkan ke Asia Tenggara. Sama dengan Universitas Ciputra, Majapahit kala itu menempatkan budaya dengan konteks kekinian.
Budaya Panji muncul saat era kediri dan Singhasari, jauh sebeum ada Majapahit. Setelah Majaahit berdiri dan jaya, dipakailah budaya panji untuk keperluan pendidikan, hiburan hingga propaganda pemerintah.
Muncul banyak cerita tentang Panji dengan berbagai macam jenis dan alur yang memperkaya buansa budaya Panji.
Jika kita pernah mendengar Panji Semirang, Panji Asmorobangun, Panji Inu Kertapati hingga Ande-ande lumut, itu adalah varian-varian cerita Panji.
Saat ini sudah era revolusi industri 4.0 sulit untuk terus membuat cerita seperti Ande-ande Lumut untuk tidak berubah karena budaya harus selalu dinamis. Budaya harus mengikuti perkembangan jaman asal tidak keluar dari jalur isi atau substansi utama. Jika keluar, kita berarti sudah keluar dari budaya kita yang luhur.