Dalam foto ini saya sedang berangkat ke kantor diantar oleh keponakan saya.
Dalam perjalanan saya melihat banyak anak muda di pinggir jalan yang serius dengan ponsel pintarnya. Budaya gawai memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan saat ini. Bahkan anak saya yang masih kelas 5 SD sudah mahir mengeksplorasi Gawai.
Ya, memang ini jaman Revolusi Industri 4.0 yang semua aspek kehidupan terkoneksi dan dikendalikan akses internet. Saat saya kecil dulu di tahun 90-an ada perbedaan jauuuuuh antara anak desa seperti saya dengan anak ibukota. Informasi dan fasilitas yang sangat minim di desa membuat anak seperti saya takjub jika bertemu dengan anak ibukota.
Saat ini, semua setara mulai tua-muda, kaya-miskin dan lainnya sudah tidak ada perbedaan. semua setara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dengan akses internet ini. Jika mengatakan hak dan kesempatan berarti kewajiban apakah sama?
Ini yang saya pikirkan. Sebagai seorang ibu, saya juga harus paham dengan anak saya. Saya melihat banyak kesempatan baik negatif maupun positif di jaman revolusi 4.0 ini. Saya mulai yang negatif..... jelas pornografi kekerasan, perjudian dan kenakalan lainnya pasti mudah diakses. Mulai dari aplikasi, jejaring sosial, media hingga game.
Kalau positifnya juga banyak, beberapa teman saya mempunyai anak yang sudah menjadi hartawan di usia belia mulai dari penulis, youtuber, illustrator dan lainnya. Semua hal yang tidak mungkin dilakukan saat saya masih kecil di tahun 1990an.
Saya menjadi berhati-hati dengan semua aplikasi gawai anak saya. Dampak negatif sangat saya kurangi dengan memasang DNS Nawala di Modem kami sehingga semua konten negatif efektif tersaring. Dengan itupun belum cukup karena ada banyak cara untuk melewati pagar yang saya pasang.
Untuk hal positif, saya arahkan terus menerus. Akan tetapi, saya masih belum tenang. Walaupun anak jaman sekarang lebih cepat menemukan potensi dirinya, saya masih khawatir.
Ya....Saya Masih Khawatir........walaupun anak saya sukses di usia dini.
Anak sekarang memang mudah menjadi sukses dengan fasilitas internet ini, tetapi kekhawatiran saya lebih pada tanggung jawab sosial anak saya. Apa itu?
Adab.........Etika..........Susila.........Unggah Unguh.......Tata Krama...