Mohon tunggu...
Andrea Ari Matea
Andrea Ari Matea Mohon Tunggu... Relawan - The ultimate goal of farming is not the growing of crops, but the cultivation and perfection of human beings.

Mahasiswa FPB UKSW

Selanjutnya

Tutup

Nature

[Kreatif-Inovatif] Kedelai Varietas Baru Menuju Swasembada Pangan 2020

2 Desember 2019   19:29 Diperbarui: 2 Desember 2019   19:48 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari www.kabarbisnis.com

Ditelinga kita sudah sering mendengar tentang kuliner tahu dan tempe, bahkan sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan makanan dari kedelai ini menjadi makan favorit mereka, bahkan menurut data Food Agricultural Organization (FAO) pada tahun 2009 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi kedelai tertinggi kedua setelah Jepang dengan rata-rata sebesar 7,65 kg per orang per tahunnya. 

Tingkat kepopuleran kedelai bisa mencapai 36-45% dari konsumsi protein nabati di Indonesia. Disamping pembuatan tempe dan tahu, kedelai juga bisa diolah menjadi kecap, tauco, susu kedelai serta menjadi pakan ternak. Salah satu literature menyebutkan bahwa kedelai memiliki kandungan sekitar 40% protein, 20% lemak, serta berbagai mineral dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh kita.

Kita patut bangga dengan ketercapaian Indonesia sebagai produsen tempe terbesar se-Asia, namun dibalik kesuksesan itu, 67% atau 1,96 juta ton kedelai murni merupakan hasil impor dari luar negeri yang semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini disebabkan produksi kedelai nasional Indonesia masih dibawah stadart kebutuhan nasional. Namun, hal ini tidak menurunkan kebiasaan masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi makanan dari olahan kedelai ini, sehingga inovasi produk baru dari kedelai di tekan untuk memenuhi kebutuhan produksi kedelai di Indonesia.

Dari kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa kedelai merupakan sakah satu titik rawan bagi ketahanan pangan di Indonesia. Sehingga para ahli pemulia benih dan ilmuwan Indonesia mencoba langkah kreatif-inovatif untuk meningkatkan produktivitas kedelai di Indonesia melalui perakitan varietas unggul (VUB) di bawah BB Biogen (Balitbangtan). 

Varietas baru yang hendak dilepas mengikuti preferensi masyarakat, hal ini lebih disukai oleh petani dan para pengrajin tempe dan tahu , karena karena mirip dengan biji kedelai impor dengan kaegorial berukuran besar (dengan bobot 100 biji 20 gr/100 biji). Dari hasil program perbaikan genetik melalui evaluasi plasma nufta dan peningkatan keragaman (mutasi, persilangan dan seleksi), Hasilnya diperoleh 2 galur terbaik dan dilepas menjadi varietas unggul baru (VUB) Biosoy 1 dan Biosoy 2, yang disahkan melalui surat keputusan Mentan No. 343/kpts/TP.010/05/2018 dan No. 344/kpts/TP.010/05/2018.

Varietas baru ini memiliki potensi hasil panen diatas 3 ton/hektar, memiliki jumlah polong lebih banyak dibandingkan varietas grobogan dan lebih sedikit dibandingkan varietas anjasmoro serta ukuran bijinya lebih besar dibandingkan semua varietas kedelai. Kedelai Biosoy 1 dan Biosoy 2 ini memiliki ukuran diameter batang yang lebih besar dan kondisinya kokoh dibandingkan varietas tanaman kedelai yang lain.

Pada akhir tahun 2018 benih pokok dan benih dasar kedua varietas biosoy 1 dan biosoy 2 ini sudah dapat didistribusikan ke petani-petani penangkar kedelai lokal di Indonesia yang fokus pada sentra produksi untuk memproduksikan lebih lanjut benih dasar (BD), benih pokok (BP) dan juga benih sebar (BS) dari kedua varietas ini. Menurut sumber ahli, varietas unggul ini akan segera di distribusikan ke petani-petani di berbagai wilayah di Indonesia untuk meningkatkan produksi nasional kedelai Indonesia, untuk mengurangi ketergantungan produksi kedelai pada negara lain, serta menumbuhkan daya cinta pada para produsen tempe tahu dan olahan kedelai lain akan produk kedelai negara sendiri yang kualitasnya tidak kalah berkualitasnya dengan produksi kedelai pada negara lain.

Untuk menuju swasembada kedelai tahun 2020 yang kiprahkan oleh pemerintah Indonesia, kita patut bersyukur dan bangga akan upaya kreatif-inovatif ini, dan berusaha terus mengumandangkan kecintaan kita akan produk lokal kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun