Mohon tunggu...
Andre Situmorang
Andre Situmorang Mohon Tunggu... Administrasi - PhD Student, Juventini

Juventini dan penyuka olahraga yang mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ancelotti, Keputusan Berani Napoli Menuju Scudetto

24 Mei 2018   16:18 Diperbarui: 24 Mei 2018   16:37 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ancelotti menjadi James Bond untuk Scudetto bersama Napoli (latercera.com)

Berita akan dipecatnya Maurizio Sarri dari tampuk pelatih kepala Napoli memang sudah cukup santer sejak tim dari kota Naples ini kembali gagal menjegal Juventus meraih Scudetto Serie A Italia. Sarri juga digadang-gadang menggantikan posisi Antonio Conte di Chelsea menyusul hasil buruk yang diraih Chelsea pada musim 2017/2018 ini.

Berita-berita ini menandakan apabila Sarri tidak dipecat Napoli pun, ia akan dipinang Chelsea nantinya. Akhirnya, Sarri memang benar-benar dipecat Napoli dan digantikan Carlo Ancelotti yang ditunjuk Aurelio Di Laurentiis untuk menukangi Napoli setidaknya untuk tiga tahun mendatang, sesuai kontrak yang ditandatangani tadi malam waktu Italia.

Aurelio Di Laurentiis dan Napoli sepertinya jengah dan bosan menunggu agar Napoli bisa memutus dominasi Juventus di ranah Italia. Tujuh scudetto berturut-turut sejak 2012 dan 4 gelar Coppa Italia sejak ditangani Massimilano Allegri tahun 2015 silam membuktikan dominasi Juventus di negeri pizza.

Meski mampu mencuri gelar Super Coppa Italia pada tahun 2014, hal itu tidak membuat Di Laurentiis dan Napoli puas. Ujungnya, walau di bawah kepemimpinan Sarri Napoli mampu memberikan perlawanan sengit bagi Juve dan bahkan menciptakan rekor finis dengan poin tertinggi sepanjang masa bagi Napoli (91 poin musim 2017/2018 ini), Sarri tetap dipecat dan digantikan dengan Don Carlo.

Tepatkah keputusan Di Laurentiis ini? Jawabannya bisa dilihat dari berbagai sisi. Carlo Ancelotti memang pelatih bagus, tetapi banyak hal juga yang perlu dikhawatirkan darinya. Pertama, sepanjang karirnya menangani klub Italia, ia hanya sekali meraih scudetto, bersama Milan di musim 2003-2004. Gelar lain di Italia hanya berupa satu buah Coppa Italia musim 2002-2003 dan Super Coppa Italia di awal musim 2004-2005. Walau hebat di ranah Eropa, Ancelotti melempem di kompetisi domestik Italia. Menangani Napoli dan menembus dominasi Juventus menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Don Carlo.

Kedua, Ancelotti sudah terlalu lama merantau. Apakah ia masih mengenal Liga Italia seperti sebelumnya? Jika sebelumnya saja ia kesulitan menjadi juara, apakah setelah pulang mengembara ia lebih bisa meraihnya? Selama merantau Ancelotti meraih banyak gelar bergengsi tapi juga tidak luput dari hal buruk. Pergi merantau pertama kali untuk menukangi "The Blues" Chelsea di tanah Britania, Ancelotti mampu langsung mempersembahkan gelar juara ganda bagi Chelsea, Premier League and FA Cup musim 2009-2010 mampu diraih, ditambah dengan gelar Community Shield di awal musim tersebut. Namun, penurunan performa di musim keduanya membuat Ancelotti didepak Roman Abramovich di akhir musim 2010/2011.

Tidak menganggur terlalu lama, Don Carlo dikontrak klub kaya raya Perancis, Paris St. Germain. Walau dibanjiri pemain-pemain berkelas dunia dengan harga mahal, Don Carlo harus mengakui kegigihan Montpellier di musim perdananya, sebelum akhirnya mampu membawa PSG juara Ligue 1 di musim keduanya.

Di akhir musim keduanya, Ancelotti memilih hengkang untuk menukangi klub yang lebih prestisius, Real Madrid. Selama menukangi Madrid, Ancelotti tidak mampu sekalipun memenangi gelar La Liga, kalah dari Atletico Madrid dan Bercelona. Namun, hal itu terbayar dengan gelar La Decima di Liga Champions Eropa bagi Madrid di musim pertamanya 2013/2014 dilengkapi dengan gelar Copa del Rey di musim yang sama dan UEFA Super Cup serta Piala Dunia Antar Klub di musim berikutnya. Namun, penurunan performa dan kegagalannya meraih gelar juara La Liga serta tersingkir di semifinal UCL dari tangan Juventus membuat Ancelotti didepak Florentino Perez setelah kembali hanya 2 tahun menangani sebuah klub.

Kembali tidak menanggur lama, Ancelotti dikontrak kembali oleh sebuah klub besar dunia asal Jerman, FC Bayern Muenchen setelah Pep Guardiola meninggalkan posnya dan hijrah ke Manchester City. Kembali dibekali dengan tim mewah, Ancelloti mampu membawa FC Hollywood meraih gelar Bundesliga di musim pertamanya dilengkapi dengan gelar DFL Super Cup di awal musim 2016/2017 dan 2017/2018.

Malangnya, perjalanan Don Carlo bersama Bayern Muenchen bahkan tidak bertahan hingga 2 musim, belum setengah musim keduanya berjalan Ancelotti sudah didepak dari kursi kepelatihan karena performa Muenchen yang terus menurun. Salah satu faktor yang membuat karir klub terakhir Ancelotti sangat buruk adalah cederanya Manuel Neuer, tanpa sang penjaga gawang utama, lini belakang Muenchen begitu rapuh.

Namun lucunya, ketika digantikan Jupp Heynckes, lini belakang Muenchen bisa kembali tangguh dan mampu kembali membawa pulang gelar Bundesliga dan "hanya" tersingkir di semifinal UCL dari tangan Real Madrid walau dengan komposisi skuat yang sama dengan yang dimiliki Ancelotti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun