Boyolali (25/07/2021) – Efek dari pandemi Covid-19 membuat aturan di tempat ibadah di Indonesia harus diperketat karena kebijakan pemerintah dengan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sekarang berganti menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bagi warganya. Kondisi inilah yang membuat salah satu mahasiswa KKN Tim 2 Universitas Diponegoro mencetuskan ide inovatif mengenai redesain masjid desa yang aman untuk para warga di RW03 (Dukuh Besuki), Desa Tanduk, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.
Masjid menjadi salah satu tempat yanAg mengakibatkan percepatan penyebaran virus Covid-19 jika tidak di lengkapi dengan regulasi-regulasi maupun fasilitas-fasilitas yang dapat mencegahnya. Masyarakat masih banyak yang belum menyadari pentingnya menjaga protokol kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah, oleh karena itu selain dengan adanya sosialisasi terus menerus juga perlu adanya wadah kegiatan ibadah masyararkat yang sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan sehingga masyarakat dapat beribadah dengan aman dan nyaman.
“Poster sebagai media sosialisasi sudah marak sekarang ini, namun hal ini perlu dibarengi dengan adanya wadah atau tempat untuk melaksanakan kegiatan yang sudah didukung fasilitas-fasilitas pencegahan penularan virus Covid-19, dalam hal ini di masjid. Masjid perlu di desain ulang agar menyesuaikan dengan masa pandemi sekarang ini”, ujar Wahyu, mahasiswa Tim 2 KKN Undip Desa Tanduk.
Redesain masjid desa ini mengusung konsep responsif terhadap masa pandemi yang merupakan terobosan baru dari desain masjid pada umumnya, karena mengacu pada peraturan pemerintah dan juga WHO dimana diterapkan fasilitas-fasilitas yang dapat mencegah penyebaran virus di tempat ibadah. Fitur dan fasilitas yang diterapkan diantaranya; 1) Pemberian penanda pembatasan jarak antar jamaah, 2) Tempat cuci tangan di depan masjid, 3) Adanya padasan (kolam mencuci kaki) pada bagian depan masjid, 4) Desain sirkulasi udara yang baik di dalam masjid, serta 5) Information zone yang memberikan informasi mengenai virus Covid-19 pada warga, baik update berita maupun sebagai media sosialisasi. Hasil desain akan dipaparkan di area informasi masjid sehingga masyarakat dapat terlibat langsung yang diwujudkan dalam kritik dan saran.
“Semoga dengan dibuatnya redesain Masjid Al-Islam ini, ada wadah tempat ibadah masyarakat yang memenuhi standar protokol kesehatan”, ucap Winoto, Ketua Takmir Masjid Al-Islam. Harapan dengan adanya masjid yang merespon masa pandemi ini, membuat warga sekitar tetap bisa beribadah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, yang didukung dengan adanya wadah fasilitas-fasilitas di dalam masjid tersebut. Dengan demikian, rantai penyebaran virus Covid-19 di masyarakat dapat terputus.
Penulis : Wahyu W Sofiandi U (Mahasiswa Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro)
DPL : Prof. Dr. Ari Pradhanawati, M.S