Jokowi hanya bisa dikalahkan oleh Prabowo jika sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum tercerahkan karena masih gampang menelan bulat-bulat hoaks demi hoaks yg sengaja diciptakan dan disebarluaskan untuk mempengaruhi masyarakat agar masyarakat tidak memilih Jokowi tapi memilih Prabowo.
Jokowi hanya bisa dikalahkan oleh Prabowo jikalau sebagian besar masyarakat masih gampang dijejali dengan janji-janji angin sorga atau bahkan dengan janji-janji akan dapat kavling di sorga?
Saya tidak ingin menggunakan kata "bodoh". Saya lebih baik memilih kata "belum tercerahkan" untuk menggantikan kata "bodoh". Agar kesannya tidak vulgar dan tulisan ini tidak dicecar.
Saya kasih analogi. Misalnya saya adalah pemegang saham sebuah perusahaan yg direktur utamanya adalah seorang praktisi yg cakap, capable, berkemampuan, bekerja keras, jujur, tidak curang misalnya menilep uang perusahaan, dan selama masa jabatannya ia telah membuktikan bahwa ia sukses memajukan dan mengembangkan perusahaan dan  mampu memberikan laba bagi perusahaan sehingga pada gilirannya  sukses memberikan keuntungan buat para pemegang saham.Â
Gaji dan fasilitas para staf dan karyawan pun ditingkatkan. Sehingga, semua stakeholder ikut menikmati hasilnya. Semua ikut bergembira.
Lalu, ketika masa jabatannya habis, perusahaan akan memilih siapa yg akan duduk sebagai direktur utama atau istilah kerennya CEO. Saya selaku pemegang saham tentu tidak mau gegabah dengan memilih yg lain untuk menggantikan CEO yg telah terbukti mampu memajukan perusahaan, dan memberikan laba untung kepada para pemegang saham. Serta mampu meningkatkan kesejahteraan semua karyawan.
Saya pasti akan memberikan kesempatan sekali lagi, satu periode lagi, untuk Sang CEO yg telah sukses memajukan dan membangun perusahaan beserta seluruh aset-aset. Saya akan tetap mendudukkan CEO yg sukses, jujur, pekerja keras itu sekali lagi untuk memimpin perusahaan dengan maksud semoga CEO itu akan semakin meningkatkan lagi grafik kemajuan dan laba bagi perusahaan dan pemegang saham.
Itulah namanya cerdas.
Saya meminjam sebuah slogan dari perusahaan otomotif terbesar : "Kami memberikan bukti bukan janji".
Maka, saya pun pilih pemimpin yg telah "memberikan bukti bukan janji".
Dan jelas, Jokowi telah memberikan bukti-bukti. Sementara Prabowo baru memberikan janji-janji.