Mohon tunggu...
Andi Setyo Pambudi
Andi Setyo Pambudi Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati sumberdaya air, lingkungan, kehutanan dan pembangunan daerah

Perencana Pembangunan (Development Planner)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Haruskah Covid-19 ikut Menenggelamkan Pemberitaan tentang Banjir?

14 April 2020   08:50 Diperbarui: 15 April 2020   09:14 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketakutan manusia terhadap banjir dan kondisi buah simalakama “banjir vs corona”. Sumber: diolah dari AyoSemarang.com; manado.tribunnews.com dan jabarnews.com

Pemberitaan mengenai virus corona (Covid-19) di Indonesia memang mulai populer ketika wabah ini pertama kali muncul di Wuhan, China. Meskipun harus diakui, saat itu pemerintah tidak cepat tanggap dan masih yakin bahwa virus itu tidak menyentuh ibu pertiwi. 

Sejak pemulangan WNI dari Wuhan serta upaya karantina mereka, akhirnya memperoleh porsi pemberitaan lumayan banyak. Setelah Presiden Jokowi mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama kalinya, media Indonesia semakin menyorot berita ini dengan berbagai bumbu-bumbunya. 

Sejak saat itu, lebih tepatnya awal Maret 2020, virus ini berhasil mengubah wajah dan sendi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Sekolah libur, perkantoran tutup dan aktivitas sosial kemasyarakatan serta keagamaan dibatasi, bahkan diinstruksikan untuk dialihkan dirumah saja. Urusan keluar rumah hanya untuk urusan mendesak. Hampir semua media fokus memberitakan virus mematikan itu sebagai headline-nya.

Dalam periode itu, rentetan bencana banjir juga terjadi di Indonesia dalam 10 hari terakhir namun dengan pemberitaan yang senyap. 

Banjir kembali menggenangi wilayah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada hari Sabtu tanggal 5 April 2020 dengan ketinggian bervariasi mulai 10 cm hingga 2,3 meter. Rentetan itu berlanjut tanggal 10 April 2020, dimana di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Lamongan telah terjadi banjir. 

Data BPBD Lamongan menyebutkan bahwa ada genangan banjir di Kecamatan Karangbinangun yang menimpa 4 desa, 5 desa di Kecamatan Turi, 1 desa di Kecamatan Kembangbahu, 4 desa di Kecamatan Deket, 3 desa di Kecamatan Modo, 3 desa di Kecamatan Tikung, 11 desa di wilayah Kecamatan Sukodadi, 3 desa di wilayah Kecamatan Kedungpring, serta 3 desa dan kelurahan di kecamatan Babat, Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Lamongan.

Berita banjir selanjutnya yang kurang terkspose adalah di Jawa Tengah. Tercatat pada tanggal 12 April 2020 beberapa wilayah Kota Semarang mengalami banjir. Beberapa daerah yang terdampak adalah di Jalan Lamongan, Semeru, Genuk, Simongan serta Jalan Saputan, Jomblang. 

Hujan deras selama 1 jam sudah cukup menaikkan ketinggian air di jalan sekitar 30-40 cm. Jauh diujung timur wilayah Indonesia, yaitu di Papua, sekitar 100 rumah di BTN Gajahmada di Sentani terendam banjir akibat hujan yang mengguyurnya sejak minggu malam tanggal 12 April 2020.

Sementara itu, di ibukota negara Jakarta dilaporkan bahwa tinggi air di pos pemantauan banjir Jakarta di P.A. Jembatan Merah pada tanggal 13 April 2020 pukul 04:40 WIB telah mencapai 183 cm. Kondisi ini dapat diartikan statusnya saat ini adalah siaga 2. Ini juga kondisi yang memerlukan kewaspadaan Bersama, baik pemerintah maupun masyarakat. Namun karena sorotan media yang minim, masyarakat seolah tidak sadar bahwa ada bahaya yang mengintainya.

Ilustrasi upaya manusia di bumi menyelamatkan diri dari kejaran Virus Corona. Sumber:AyoSemarang.com
Ilustrasi upaya manusia di bumi menyelamatkan diri dari kejaran Virus Corona. Sumber:AyoSemarang.com
Apa yang terjadi dengan media kita? tidak bisakah memberitakan sesuatu secara berimbang? Seandainya tidak ada wabah Covid-19, berita-berita ini pasti akan muncul di berita nasional, dengan sedikit bumbu-bumbu politik yang menambah sedap. Hal ini seolah mengingatkan kita pada tahun 2011. 

Saat itu Indonesia dihebohkan dengan video yang diunggah melalui akun Youtube, memperlihatkan seorang polisi berjoget India diiringi lagu yang iramanya rancak dan familiar di telinga kita. Dialah Briptu Norman Kamaru, seorang anggota Brimob di Gorontalo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun