Dalam proses mencari cerita, Dicks juga memperkenalkan konsep "Story Lens." Ini berarti kita harus melihat kehidupan sehari-hari kita melalui lensa seorang pencerita. Sebagai penulis, kita harus mampu memilih mana yang dapat diangkat menjadi cerita menarik dan mana yang tidak.
Dicks memberikan contoh ketika dia dan rekan sejawatnya sedang dalam perjalanan. Sebuah keisengan sederhana mengenai dompet yang jatuh bisa menjadi bahan cerita yang menarik. Namun, menurutnya, cerita itu harus diceritakan dengan cara yang membuatnya menarik, seperti jika dompet tersebut tidak langsung diberitahu kepada pemiliknya.
Crash and Burn: Mengasah Keterampilan Menemukan Cerita
Selain "Homework for Life," Dicks juga merekomendasikan metode "Crash and Burn." Ini adalah latihan di mana kita menuliskan tiga objek acak dan membuat cerita dengan memanfaatkannya. Metode ini bertujuan untuk merangsang imajinasi dan membantu kita berlatih dalam melepaskan ide-ide kreatif.
Meskipun mungkin terasa sulit pada awalnya, "Crash and Burn" membantu kita melihat sisi konkrit dalam setiap objek yang dijatuhkan. Ini dapat menjadi latihan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk mengasah keterampilan menemukan cerita.
Menyimpulkan Metode "Homework for Life"
Metode "Homework for Life" Matthew Dicks membuka mata kita terhadap potensi cerita yang tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mencatat peristiwa menarik setiap harinya, kita dapat menemukan cerita yang unik dan berpotensi memikat pendengar atau pembaca. Selain itu, latihan ini membantu kita melihat hidup dengan lebih kreatif dan mempraktikkan kemampuan menemukan cerita yang bermanfaat dalam dunia penulisan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI