Mohon tunggu...
ANDINI RAFIF AIS NAJA
ANDINI RAFIF AIS NAJA Mohon Tunggu... Universitas Negeri Semarang

Hai! Aku adalah seorang mahasiswi. Blog ini akan menjadi ruangku untuk mengekspresikan ide-ide kreatif dan berbagi inspirasi. Let's learn, grow, and have fun together ^~^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyulam Tumbuhan Melalui Kawat Bulu sebagai Wujud Bhakti Akademisi UNNES

6 Oktober 2025   07:39 Diperbarui: 6 Oktober 2025   07:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran di Kelas (Sumber: Freepik/Kredit Foto))


Semarang, Jawa Tengah - Bulan September lalu, kegiatan Bhakti Akademisi Universitas Negeri Semarang (UNNES) membawa saya, seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), berkolaborasi dengan salah satu Sekolah Dasar di Semarang, Jawa Tengah. Tujuan utama saya sederhana, memberi kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan merasakan langsung denyut kehidupan di dunia pendidikan dasar .

Namun, kedatangan saya ke sekolah tersebut, bukan sekadar kunjungan biasa. Saya datang untuk mencari solusi bagi tantangan yang diam-diam menjadi bayang-bayang bagi guru, sebuah tantangan yang tak jarang membuat proses belajar terasa seperti menapaki labirin tanpa peta. Tantangan itu ada di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang kerap menjadi momok karena membicarakan hal yang terasa abstrak bagi siswa. Bagaimana guru bisa menjelaskan bagian tubuh tumbuhan, misalnya, tanpa alat peraga yang memadai dan mampu memikat rasa ingin tahu siswa? Di sinilah benih inovasi mulai saya tanam.

Sebagai bagian dari mata kuliah Pengembangan Seni Budaya SD, saya melihat potensi besar dari kerajinan tangan. Kerajinan tangan bukan hanya sekadar aktivitas melatih motorik halus dan kreativitas; ia adalah media pembelajaran yang efektif. Jika kerajinan diintegrasikan dengan IPA, materi yang tadinya sulit dibayangkan bisa menjadi konkret dan interaktif.

Saya memutuskan untuk fokus pada bahan yang murah, mudah didapat, dan fleksibel: kawat bulu.

Dengan bahan sederhana ini, saya mengembangkan konsep alat peraga model bagian tubuh tumbuhan. Tujuannya adalah menciptakan media yang tidak hanya mempermudah guru dalam menjelaskan, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu serta keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Inovasi ini kemudian dituangkan dalam sebuah panduan praktis. 

Pada Senin, 29 September 2025, saya menyerahkan karya berupa Buku Panduan Pembuatan Alat Peraga Inovatif Model Bagian Tubuh Tumbuhan dari Kawat Bulu kepada Kepala Sekolah. Buku panduan ini disusun seringkas dan semudah mungkin untuk dipahami. Di dalamnya terdapat langkah-langkah praktis, ilustrasi gambar yang jelas, hingga manfaat memaksimalkan penggunaan model kawat bulu dalam skenario pembelajaran IPA.

Harapan saya, panduan ini menjadi lebih dari sekadar media tambahan. Besar harapan inovasi kecil ini dapat menginspirasi guru untuk terus berkreasi dan melihat potensi alat peraga di sekitar mereka. Dengan adanya sentuhan kerajinan pada materi IPA, kami berharap proses pembelajaran di Sekolah Dasar tersebut menjadi lebih menyenangkan, interaktif, dan tentunya lebih bermakna bagi setiap siswa. Inilah wujud sederhana dari Bhakti Akademisi UNNES, membuktikan bahwa solusi kreatif sering kali datang dari hal-hal paling sederhana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun