Mohon tunggu...
Andikha Ardana
Andikha Ardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Inquisitive

I spend my time overanalyzing everything.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Kesadaran terhadap Anak Bermasalah

21 November 2020   21:33 Diperbarui: 21 November 2020   21:37 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak ada yang bisa menebak masa depan. Banyak rencana yang telah kita pikirkan dengan matang, tetapi gagal pada situasi tertentu. Begitu pun dengan pernikahan. Banyak orang tua yang sudah memikirkan masa depan dari hubungannya, hingga anak dan cucunya nanti. Tetapi karena beberapa alasan, mereka harus menerima fakta bahwa masa depan yang telah mereka pikirkan tidak lagi akan terjadi.

Bukan hanya meninggalkan catatan hidup pada orang tua; tetapi di beberapa keadaan, seorang anak harus hidup dengan bekas trauma yang dialaminya. Karena hal tersebut, banyak anak yang menyerahkan hidupnya begitu saja dan hidup dengan tanpa semangat lagi. Impian seorang anak, seketika hilang karena permasalahan yang sering terjadi ini.

Kasih sayang yang tidak lagi dirasakan seorang anak membuatnya buta akan hal tersebut. Perhatian dan pengawasan orang tua yang telah hilang menyebabkan anak bebas terhadap pergaulannya. Hal tersebut membuat kekerasan dan kriminalitas menghantui masa depan seorang anak yang mengalami situasi seperti ini.

Berdasarkan data pada tahun 2018 dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kriminalitas yang melibatkan anak sebagai pelaku berjumlah 1.434 orang. Hal tersebut tidak lagi mengejutkan kita, mengingat meningkatnya juga angka perceraian sejak tahun 2015.

Kurangnya kesadaran dari banyak orang mengenai permasalahan seperti ini, membuat anak-anak yang menjadi korban perceraian ataupun berbagai permasalahan di dalam rumahnya merasa dirinya tidak lagi diperdulikan. Banyak tindakan yang dapat kita lakukan untuk memberikan dukungan moral yang sangat berarti bagi mereka. Baik dukungan dari orang terdekat, maupun orang tua anak tersebut.

Beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk memberi dukungan moral terhadap korban permasalahan tersebut, antara lain:
1. Selalu menghargai hal positif yang dilakukan seorang anak.
2. Tunjukan kasih sayang di hadapan mereka. Baik kepada orang lain, maupun kepada anak itu sendiri.
3. Dengarkan curhatan mereka terhadap permasalahan yang sedang dialami. Hal ini membuat anak merasa jauh lebih baik.
4. Berikan perhatian yang sama terhadap mereka, sehingga akan membuatnya merasa tidak berbeda dari anak lainnya.

Masih banyak lagi tindakan yang dapat kita lakukan sebagai dukungan moral terhadap anak-anak korban perceraian. Yang terpenting, kita harus memiliki kesadaran bahwa permasalahan seperti ini bukan merupakan hal yang sepele. Banyak dari mereka di luar sana, menutup diri dari kehidupan sosial karena trauma yang dialami.

"Anak sebagai pelaku krimininalitas lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan yang tidak bersahabat, pengaruh media atau perlakuan teman sekelilingnya." demikian penjelasan Susanto anggota KPAI.

Karakter seorang anak lebih mudah terbentuk sesuai dengan lingkungannya. Berbagai faktor mempengaruhi pemikiran seorang anak dan hal seperti ini akan berbahaya terhadap pribadi mereka apabila kita sebagai salah satu faktor tersebut tidak memiliki kesadaran akan permasalahan ini. Berikan perhatian lebih terhadap anak-anak di sekitar kita karena hal tersebut pun tidak akan merugikan diri kita sendiri. Dan hal tersebut pun tidak terlalu sulit untuk dilakukan.

Mereka --- seorang anak yang menjadi pelaku kriminalitas --- adalah seorang korban. Korban atas ketidakpedulian lingkungan sekitar terhadapnya. Pengaruh buruk yang menjadi asupan sehari-harinya menjadikannya sebagai bibit penerus pengaruh buruk tersebut. Kita tidak dapat menyalahkan sepenuhnya kepada mereka, karena kita turut bertanggung jawab atas pembentukan sikap mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun