Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Andika Muhammad Nuur dari Krapyak Peduli Sampah Menjadi Narasumber di Pondok Pesantren Al-Imdad

4 Oktober 2025   11:30 Diperbarui: 4 Oktober 2025   11:12 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 18 Maret 2025, Krapyak Peduli Sampah (KPS) kembali menunjukkan perannya sebagai pusat pembelajaran dan inspirasi dalam pengelolaan sampah pesantren. Kali ini, tim KPS yang dipimpin oleh Andika Muhammad Nuur diundang secara khusus oleh Pondok Pesantren Al-Imdad, Bantul, untuk menjadi narasumber utama dalam kegiatan “Pembangunan Konsep Awal Pengolahan Sampah Pesantren.”

Acara ini menjadi titik awal kolaborasi dua pesantren besar di Yogyakarta dalam mewujudkan pesantren ramah lingkungan. Melalui sesi pemaparan, diskusi, dan praktik langsung, KPS membagikan pengalaman mereka dalam membangun sistem pengelolaan sampah mandiri yang telah berhasil menurunkan produksi sampah Pondok Pesantren Krapyak dari dua ton per hari menjadi hanya sekitar seratus kilogram saja.

Menariknya, hasil nyata dari kegiatan tersebut kini dapat dirasakan langsung. Beberapa bulan setelah pendampingan KPS, Pesantren Al-Imdad telah berhasil menerapkan konsep pemilahan dan pengolahan sampah yang serupa dengan sistem KPS, menjadikannya sebagai salah satu pesantren perintis pengelolaan sampah mandiri di wilayah Bantul.

Menjawab Tantangan Sampah Pesantren

Dokumentasi Pemamparan Materi (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Pemamparan Materi (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dalam sesi pembukaan, pengasuh Pondok Pesantren Al-Imdad menyampaikan keprihatinannya terhadap persoalan sampah di lingkungan pesantren. Dengan jumlah santri yang terus bertambah, timbunan sampah semakin sulit dikelola. Sampah makanan dari dapur, plastik dari kantin, dan limbah domestik lainnya menumpuk setiap hari tanpa sistem pemilahan yang jelas.

Melihat kondisi itu, pihak pesantren mengundang Krapyak Peduli Sampah sebagai narasumber untuk membantu merancang sistem yang efisien dan berkelanjutan. “Kami melihat Krapyak Peduli Sampah berhasil mengubah tantangan menjadi peluang. Dari situ kami ingin belajar, bagaimana mengelola sampah bukan hanya agar bersih, tapi juga agar bernilai,” ujar salah satu pengurus Al-Imdad.

Pemaparan dan Pendampingan dari Krapyak Peduli Sampah

Dalam kesempatan tersebut, Andika Muhammad Nuur memulai pemaparannya dengan menyampaikan filosofi dasar yang menjadi napas gerakan KPS, yaitu pesan dari KH Ali Maksum:

“Nek ora iso ngresiki, ojo ngregeti” — kalau tidak bisa membersihkan, jangan mengotori.

Menurut Andika, pesan sederhana itu menjadi fondasi kesadaran ekologis di pesantren. “Kami di KPS memandang pengelolaan sampah bukan semata urusan teknis, tapi juga bagian dari ibadah. Menjaga kebersihan berarti menjaga amanah Allah terhadap bumi,” ujarnya di hadapan ratusan santri dan pengurus Al-Imdad.

Andika kemudian menjelaskan konsep utama sistem pengelolaan sampah KPS yang disebut “Sampah Hari Ini, Selesai Hari Ini.” Prinsip ini menekankan pentingnya menyelesaikan masalah sampah di sumbernya, bukan menunda atau memindahkan masalah ke tempat lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun