Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Santri Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Magelang Belajar Pengolahan Sampah di Krapyak Peduli Sampah

3 Oktober 2025   15:45 Diperbarui: 3 Oktober 2025   15:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Bantul, 27 Desember 2024 -- Upaya menjaga lingkungan hidup terus mendapatkan perhatian dari kalangan pesantren. Salah satunya terlihat dari kegiatan kunjungan santri Pondok Pesantren Mambaul Hikmah, Magelang ke Krapyak Peduli Sampah (KPS) yang berada di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, Yogyakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari secara langsung bagaimana pesantren mampu mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan.

Rombongan santri diterima langsung oleh Andika Muhammad Nuur, Direktur Krapyak Peduli Sampah. Dalam sambutannya, Andika menjelaskan bahwa KPS lahir dari kebutuhan mendesak untuk mengatasi persoalan sampah yang menumpuk di lingkungan pondok. Dengan sistem yang disiplin dan gotong royong, KPS berhasil menurunkan jumlah sampah dari sekitar 2 ton per hari menjadi hanya 100 kilogram per hari.

Santri Mambaul Hikmah diperkenalkan dengan prinsip utama yang dipegang KPS, yakni "sampah hari ini selesai hari ini". Prinsip tersebut menekankan pentingnya menyelesaikan masalah sampah sejak awal agar tidak terjadi penumpukan. Edukasi ini sangat relevan bagi lingkungan pesantren yang setiap hari menghasilkan sampah cukup banyak dari aktivitas santri, dapur, maupun kegiatan belajar.

Dalam sesi kunjungan, santri diajak untuk melihat secara langsung alur pengolahan sampah di KPS. Sampah organik dipilah untuk diolah menjadi pupuk kompos dan biogas, sedangkan sampah anorganik dipisahkan untuk didaur ulang atau dijadikan produk bernilai ekonomi, seperti kerajinan tangan dan media tanam. Melalui proses ini, santri dapat memahami bahwa sampah bukan hanya masalah, melainkan bisa menjadi sumber daya yang bermanfaat.

Dokumentasi Kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Kunjungan (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Kegiatan belajar tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktik. Santri diberi kesempatan untuk mencoba memilah sampah dan melihat hasil pengolahan yang sudah berjalan. Mereka juga menyaksikan produk-produk hasil olahan KPS, seperti pupuk organik yang dimanfaatkan untuk pertanian serta kerajinan dari plastik yang mampu memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat, Andika Muhammad Nuur menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya urusan teknis, melainkan juga ibadah. Menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan adalah bagian dari ajaran Islam yang harus diamalkan. Pesan ini mendapat perhatian khusus dari para santri yang melihat keterkaitan erat antara ajaran agama, tanggung jawab sosial, dan kepedulian lingkungan.

Santri Mambaul Hikmah mengaku terinspirasi oleh pengalaman yang mereka dapatkan. Mereka menyadari bahwa pesantren bisa menjadi pusat perubahan dalam budaya pengelolaan sampah. Dengan menerapkan disiplin pemilahan sampah di asrama masing-masing, para santri yakin bisa membawa semangat KPS ke lingkungan pondok mereka di Magelang.

Kunjungan ini ditutup dengan harapan agar kolaborasi antar pesantren dalam bidang pengelolaan sampah semakin diperkuat. Dengan saling belajar dan berbagi pengalaman, pesantren dapat menjadi pelopor dalam menjaga lingkungan sekaligus mendidik generasi muda yang peduli terhadap bumi.

Kegiatan pada 27 Desember 2024 ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Kehadiran santri Mambaul Hikmah di KPS menambah semangat bahwa gerakan kepedulian sampah dapat tumbuh bersama-sama, dari pesantren untuk masyarakat luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun