Mohon tunggu...
Andika NugrahaFirmansyah
Andika NugrahaFirmansyah Mohon Tunggu... Guru - Aktif di Sokola Sogan, Komunitas Belajar berbasis minat dan bakat.

Seorang pembelajar yang berteman dengan anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mawar Itu Indah

12 Oktober 2021   01:39 Diperbarui: 12 Oktober 2021   01:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia selalu memiliki rasa ingin tahu atas banyak hal. Mereka selalu ingin mengetahui, tentang apapun itu. Utamanya yang membuat mereka tertarik. Dalam usahanya untuk mengetahui pengetahuan yang berkaitan dengan benda-benda, menurut Kant, satu-satunya cara untuk berhubungan adalah dengan intuisi.

Tetapi intuisi dapat terjadi jika benda atau objek tersebut diberikan kepada manusia dan mempengaruhi pikirannya. Interaksi antara manusia dengan objek/benda  itulah yang (terkait ruang dan waktu) kemudian menjadi sebuah pengalaman dan disebut sebagai fenomena.

Dimisalkan pada sebuah pernyataan mawar itu indah. Maka seseorang harus mampu mengenali secara empiris bahwa yang objek yang diamati itu adalah sebuah mawar. Kemampuan empiris tersebut tentu bergantung pada reseptifitasnya/ kemampuan indera untuk menerima pesan/ kehadiran dari objek tersebut. Seperti perbedaan kemampuan antara orang yang mampu melihat dan yang tidak mampu melihat. 

Orang yang mampu mendengar dan tidak mau mendengar. Proses pengenalan inilah yang menjadi sebuah landasan seseorang dalam memperoleh sebuah pengalaman. Kemudian dari pengalaman tersebut memberikan sensasi kepada seseorang. Sensasi yang timbul kemudian menghadirkan sebuah persepsi.

Tentu persepsi yang diperoleh oleh manusia berbeda-beda tergantung dari tingkat/ derajat persepsinya. Hal ini dilandaskan pada kapasitas manusia untuk menerima/ penerimaan terhadap suatu objek yang disebut sebagai sensibilitas. Hal lainnya yang juga berpengaruh adalah pikiran bawaan seseorang yang mencakup 4 komponen, yaitu konsep kualitatif, konsep kuantitatif, konsep relasional dan modalitas. 

Konsep kualitatif memiliki 3 unsur yaitu afirmasi, negasi dan ketakhinggaan/ infinity. Sedangkan konsep relasional memiliki unsur-unsur berupa kategori, hypothetical dan disjungsi. Dalam hal ini modalitas dan relasional bekerja bahwa ini mawar atau bukan mawar. Konsep kualitatif melakukan kerja kritisnya mengenai konsep indah. Sehingga mampu menyatakan apakah indah itu? Bagaimanakah indah itu? Untuk kemudian membedakan mana yang indah atau tidak indah.

Hasil langsung dari persepsi seseorang adalah gambaran/ image/ skema image dari objek tersebut. Kemudian dari gambaran itu dikaitkan secara rasional dengan persepsi-persepsi sebelumnya. Proses inilah yang disebut sebagai proses apersepsi. Sehingga pada akhirnya seseorang mampu merepresentasikan suatu objek seperti misalnya menyatakan bahwa mawar itu indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun