Mohon tunggu...
andika
andika Mohon Tunggu... Administrasi - Pria biasa

hanya orang biasa, bukan siapa siapa juga\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Merenung Saat Melayat dan Sesudahnya

28 November 2011   10:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:06 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_146268" align="alignright" width="240" caption="hanya ilustrasi........melayat itu perlu, jangan dilupakan - foto dok andika"][/caption] Kurang lebih tiga bulan setelah saya balik kampung ke Jakarta kembali dari Kuala Lumpur- Malaysia, sudah dua kali saya melayat orang yang dulu adalah boss saya meninggal dunia. Bulan lalu setelah saya sampai di tempat kerja pagi itu, mendapat kabar jika mantan boss meninggal dunia. Saya pergi melayat langsung dari tempat kerja ke rumah duka yang asri dan  rumah besar. Anak anak  almarhum  semua dua orang perempuan sudah menikah Saya baru pertama kali datang kerumah almarhum setelah meninggal itu, mungkin banyak juga teman dan pelayat lainnya yang sama, baru pertama kali datang kerumah almarhum karena melayat. Memaknai orang meninggal di saat melayat sangat berarti bagi saya, untuk menyadarkan jika hidup itu perlu ingat mati. Setelah mati hanya kain kafan saja yang ikut bersama kedalam kubur selain iman dan amal bhakti selama hidup.....dosa dosa juga ikut terbawa, pastilah bagi yang beriman. Boss yang satu ini, yang saya ketahui semasa hidup orangnya baik dan banyak memiliki sahabat dan teman, paling tidak tampak ramai orang datang melayat, selain yang saya ketahui boss ini kuat merokok............sebelum meninggal sempat dirawat di rumah sakit beberapa lama. Apakah meninggalnya almarhum dalam usia 64 tahun itu karena rokok, tidak tahu-lah, .......cuma hal itu menyadarkan saya siapa tahu faktor karena merokok selain kehendak Allah juga ada.........Subahanallah , Allahu Akbar. Melayat yang kedua tadi pagi, tiba tiba saja saat akan keluar rumah utuk berangkat kerja yang masih pagi itu kurang lebihnya pukul 6 pagi tadi, ada seorang petugas kemanan kompleks menggunakan sepeda motor datang kerumah menyampaikan kabarduka, jika boss saya dulu, meninggal subuh subuh tadi pagi. Innalillahi Wainnalillahi Rojiun.....sejenak larut dalam duka, kemudian saya langsung membelok kan kendaran kerumah duka, bukan ketempat kerja. Boss yang meningal tadi pagi itu sudah beberapa tahun ini sakit dan perlu perawatan cuci darah, dari semula sebulan sekali, kemudian menjadi dua minggu sekali, seminggu sekali dan sebelum mininggal, kabarnya seminggu dua kali. Boss ini juga pergaulannya luas, paling tidak terlihat dari banyaknya teman dan sahabat almarhum datang melayat di rumahnya yang besar. Anak Almahum 3 perempuan, nomor satu dan tiga telah menikah. Boss  ini semasa sehatnya rajin mengadakan pengajian dan ikut pengajian sejak lama, sering bersama sama mengadakan pengajian ditempat kerja . Selain itu yang saya ketahui, almarhum  tidak merokok tetapi suka makan enak dan berlemak. Meninggal dalam usia 62 tahun...masih muda?..........siapa bilang. Merenungan saat melayat dan sesudahnya, apa yang anda bayangkan?...................jika saya, paling tidak, menyadarkan bahwa mahluk apapun dan siapapun di dunia ini, tidak akan  hidup selamanya , siapa tahu besok saya juga, dipanggil Allah SWT. Perlu siap setiap saat. Melayat itu perlu, jangan dilupakan Selamt sore, salam sukses

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun