Cerita ini ditulis oleh senior saya Pak Dedi Darmawan di WhatsApp Grup minggu lalu. Saya sebagai anggota WAG membaca cerita Pak Dedi Darmawan yang juga terdaftar di kompasiana cukup menarik, atas seizin Pak Dedi Darmawan, cerita ini diposting juga di kompasiana. Semoga bermanfaat.
Tadi malam saya tidak bisa tidur karena gigi saya yang sudah sejak lama sakit, tadi malam terasa sakit sekali, berdenyut denyut sakitnya minta ampun. Sedikit reda setelah seperti biasa yang saya lakukan berkumur air garam untuk menghilangkan rasa sakit.
Saya memang paling tidak suka ke dokter, ke dokter apapun, saya tidak suka, mungkin karena trauma masa kecil saya, tapi sekali ini karena sakit giginya sudah tidak tertahan lagi.
Pagi-pagi sekali saya sudah telpon dokter gigi yang praktek tidak jauh dari umah saya di Bogor, Alhamdulillah saya diberi waktu pukul 10.00 pagi tadi.
Dokter giginya masih muda sekali, mungkin baru selesai kuliah dan praktek dokter gigi. Berkulit putih imut imut, namanya drg. Johnson Hilman (katakanlah begitu ). Saya biasa dipanggil John, begitu katanya.
Saya tidak akan bercerita tentang bagaimana gigi saya yang sakit ditangani dokter John. Saya hanya ingat setelah sekilas dokter memeriksa gigi saya yang sakit mengatakan jikalau Pak gigi bapak sepertinya tidak pernah dirawat ya, selain sudah banyak bolong bolong, juga sudah infeksi gusi.Â
Saya harus rawat dulu infeksinya, setelah itu akan diperbaiki gigi yang bolong bolong supaya tidak sakit lagi. Mengerjakanya perlu waktu, tidak selesai dalam waktu sekali, perlu beberapa kali pertemuan, apakah bapak bisa? Saya ditanya.
Saya jawab, baiklah dokter, lakukan saja apa yang diperlukan supaya gigi saya dapat berfungsi normal dan bisa makan enak lagi, hehe.
Diruang dokter itu ternyata ada dua orang laki laki muda lainnya, satu asisten dokter, satunya lagi laki laki muda berpenampilan negara timur tengah, berkulit putih. Waktu bersalaman sambil saya tanya namanya, laki laki itu tidak menjawab, hanya tersenyum. Dokter bilang, dia hanya bisa berbahasa Inggris. Saya ulang tanya namanya, dijawab Abdullah Yusuf ( katakan begitu namanya) disebut.
Sambil merawat sakit gigi saya, dokter gigi itu sesekali bercerita, jika laki laki yang bernama Abdullah Yusuf itu orang Irak yang menjadi imigran di Indonesia sebagai pengungsi. Ternyata Abdullah Yusuf juga dokter gigi yang baru beberapa bulan lulus. Dia mengambil kuliah kedokteran gigi di Ukraina.Â
Abdullah Yusuf terpaksa mengungsi keluar Irak dan terdampar di Indonesia karena konflik antar suku dan kelompok radikal yang terjadi di negaranya. Rencananya akan melanjutkan perjalanannya ke Australia. Sudah 8 bulan menunggu penerimaan disana. Pihak Imigrasi Indonesia menempatkan Abdullah Yusuf untuk sementara waktu tinggal ditempat pengungsian didaerah Puncak.