Mohon tunggu...
Andien febia
Andien febia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Peran Kunci Kebijakan Moneter Dalam Menggerakkan Ekonomi Riil

20 Oktober 2023   16:13 Diperbarui: 20 Oktober 2023   16:20 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi merupakan sebuah sistem yang kompleks, dengan banyak elemen yang saling terkait. Salah satu elemen penting yang memengaruhi kesehatan ekonomi suatu negara yaitu kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah alat kuat yang digunakan oleh bank sentral dan pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi dan mengatasi berbagai tantangan ekonomi. Dalam artikel ini, kita akan membahas peran kunci kebijakan moneter dalam menggerakan ekonomi riil.

Apa itu Kebijakan Moneter? Kebijakan moneter adalah kebijakan bank sentral atau otoritas moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi makro (Budiyanti, 2014). Tujuan utama kebijakan moneter adalah untuk mencapai stabilitas harga, yang sering diartikan sebagai mengendalikan inflasi. Tetapi, kebijakan moneter juga memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek ekonomi riil, termasuk pertumbuhan ekonomi, investasi, dan pengangguran. Salah satu instrument utama kebijakan moneter adalah pengaturan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang lebih rendah cenderung mendorong pinjaman dan investasi. Ketika bank sentral menurunkan suku bunga, ini akan membuat meminjam uang lebih murah, yang mendorong perusahaan untuk mengambil pinjaman dan melakukan investasi dalam pengembangan bisnis dan penciptaan lapangan kerja baru.

Tingkat suku bunga adalah salah satu faktor yang memiliki dampak signifikan pada perekonomian suatu negara, selain inflasi. Tingkat suku bunga dapat memengaruhi keseimbangan antara tabungan masyarakat dan investasi dalam sektor riil, yang pada gilirannya mempengaruhi jumlah lapangan kerja dan tingkat pengangguran. Lebih lanjut, dampaknya juga dapat berdampak pada pendapatan masyarakat secara keseluruhan, dalam apa yang sering disebut sebagai efek pengganda. Oleh karena itu, ketika menetapkan tingkat suku bunga, perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin menjadi konsekuensi dari keputusan tersebut. Perubahan naik atau turunnya tingkat suku bunga di pasar saham juga memiliki dampak yang dirasakan, terutama terhadap saham-saham perbankan. Saat ini, peran perbankan sebagai lembaga intermediasi, yang bertugas menyediakan kredit kepada masyarakat, menjadi semakin penting dalam konteks ini.

Tingginya suku bunga dan biaya operasional berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan perbankan dalam memenuhi kewajibannya sehingga menurunkan kualitas kredit perbankan (Parakkasii, 2016). Di sisi lain, ketika bank sentral meningkatkan suku bunga, ini dapat membantu mengendalikan inflasi dan mengurangi risiko gelembung aset. Namun, suku bunga yang lebih tinggi juga dapat mengurangi belanja konsumen dan investasi perusahaan, yang mungkin memperlambat pertumbuhan ekonomi riil. Selain tingkat suku bunga, bank sentral juga dapat mengendalikan jumlah uang beredar dalam perekonomian. Dengan mengatur jumlah uang yang beredar, bank sentral dapat memengaruhi likuiditas pasar dan mengendalikan inflasi. Jika terlalu banyak uang beredar, maka mungkin muncul risiko inflasi yang tinggi, sementara terlalu sedikit uang beredar dapat menyebabkan stagnasi ekonomi.

Peran kebijakan moneter dalam mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi kebijakan dapat menjadi kunci untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi riil. Ketika bank sentral menggunakan alat-alatnya dengan tepat, mereka dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bisnis dan mendorong perusahaan untuk memperluas operasi mereka. Hasilnya, ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Dengan meningkatkan ketelitian dari kebijakan moneter yang lebih berhati terhadap pengeluaran uang dalam negeri dan perdagangan luar negeri, kestabilan jumlah uang beredar akan lebih terarah dan akan menjadi penyeimbang dalam kebijakan yang dilakukan untuk pengeluaran pemerintah yang dapat disebut dengan kebijakan fiskal (Putra et al., 2015) Kebijakan moneter juga penting dalam mengatasi krisis ekonomi. Bank sentral memiliki kemampuan untuk merespons dengan cepat dalam situasi darurat, seperti resesi atau krisis keuangan. Mereka dapat menurunkan suku bunga, memberikan likuiditas tambahan ke sistem keuangan, atau melakukan tindakan lain yang diperlukan untuk memitigasi dampak negatif krisis tersebut.

Daftar Pustaka

Budiyanti, E. (2014). Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap Kinerja Sektor Industri Manufaktur di Indonesia (The Effect of Monetary Policy on Manufacturing Industry Sector Performance in Indonesia). Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 5(2), 145--159. http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/edef-

Parakkasii, I. (2016). Analisis Dampak Suku Bunga Terhadap Pertumbuhan Sektor Riil dan Sektor Investasi Dalam Perspektif Syariah di Kota Makassar. Laa Maisyir, 3(1), 20--45.

Putra, M. U. M., Program, E. D., Keuangan, S., & Indonesia, B. (2015). Peran Dan Kebijakan Moneter Terhadap. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 5(01), 41--49.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun