Mohon tunggu...
Andi Chairil Furqan
Andi Chairil Furqan Mohon Tunggu... Dosen - Menelusuri Fatamorgana

Mengatasi Masalah Dengan Masalah Baru

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengapa Baju Seorang Kiper Berbeda? (Mengambil Hikmah Kekalahan Timnas)

2 Maret 2012   23:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:36 1787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Timnas Indonesia"][/caption] Pertanyaan ini mungkin tidak ada kaitannya secara langsung dengan kekalahan memilukan Timnas 0 - 10 oleh Bahrain di ajang kualifikasi piala dunia 2014, tetapi hanya sekedar bertanya-tanya, mengapa baju yang dikenakan oleh seorang kiper (penjaga gawang) berbeda dengan baju pemain lainnya???? baik digunakan oleh kesebelasan timnas maupun seluruh kesebelasan yang ada di seluruh jagat raya ini.....

Tak jelas kapan dan siapa yang memulai kebiasaan ini (mengenakan pakaian berbeda bagi penjaga gawang), namun walaupun telah banyak pihak yang mengomentarinya, pada tulisan ini hanya sekedar ingin menghubungkan kebiasaan ini dengan makna dari suatu "perbedaan", sehingga mendapatkan sesuatu pembelajaran dari kekalahan tragis timnas tersebut.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yang disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional, beda diartikan sebagai sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak sama) antara benda yang satu dan benda yang lain, atau dapat juga diartikan sebagai selisih/pautan. Sedangkan perbedaan diartikan perihal yang berbeda atau perihal yang membuat berbeda. (Depdiknas, 2005)

Dalam suatu komunitas tertentu, tidak sulit untuk menemukan sesuatu yang berbeda atau orang yang berani tampil beda, namun dalam kenyataannya tidak semua perbedaan yang ditonjolkan tersebut memiliki arti ataupun memberikan manfaat, terutama bagi orang-orang dan lingkungan disekitarnya. Itulah mengapa dibutuhkan perbedaan yang bermakna.

Penekanan pada berbedaan yang bermakna sangat penting, karena sampai saat ini, sebagian orang masih berpendapat bahwa perbedaan merupakan pemicu dari suatu konflik dan merupakan sesuatu yang tidak lazim. Pendapat demikian sering dijumpai pada komunitas masyarakat yang tidak terbiasa dengan adanya perbedaan ataupun tidak dapat memaknai suatu perbedaan secara objektif. Dampak dari adanya anggapan tersebut kadangkala menyebabkan seseorang yang memiliki perbedaan dianggap sebagai upaya memamerkan diri, pemberontak, memiliki kepribadian sombong ataupun dianggap sesuatu yang tidak etis, sehingga yang terjadi kemudian adalah sebagian dari mereka yang memiliki perbedaan tersebut akhirnya tidak dapat diterima bahkan sampai dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya.

Pendapat tersebut masih dapat diterima dalam suatu kondisi tertentu, namun jika ingin bertahan dan mencapai suatu kesuksesan, terutama dalam kondisi persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini, masyarakat harus melepaskan diri dari ketakutan terhadap perbedaan tersebut. Sebagai contoh: Simaklah perbedaan yang terdapat pada Markus Haris Maulana diantara para pemain tim nasional (timnas) Indonesia lainnya sebagaimana pada Gambar diatas.

Walaupun kesebelas para pemain timnas memiliki kesamaan, yaitu sama-sama tergabung dalam kesebelasan tim nasional Indonesia dengan lambang garuda di dadanya, namun sebagai satu-satunya penjaga gawang, markus merupakan satu-satunya pemain yang menggunakan warna dan jenis pakaian yang berbeda dari pemain lainnya. Apakah hal itu tidak etis? Tentu saja tidak, Markus memiliki warna dan jenis pakaian yang berbeda karena markus memiliki tugas khusus dan berbeda dari pemain lainnya, yaitu selain menjadi satu-satunya pemain yang dapat memegang bola, perbedaan ini juga dimaksudkan agar keberadaan Markus dapat dengan mudah diketahui oleh pemain lainnya, mengingat stategisnya fungsi markus dalam menjaga gawang dari kebobolan. Apakah perbedaan itu melambangkan suatu kesombongan/ pemberontakan? Lagi-lagi jawabannya tentu tidak, karena walaupun ada perbedaan yang mencolok, fungsi markus hanyalah sebagai pelengkap, kemenangan timnas tidak bisa hanya mengandalkan markus, dibutuhkan kerjasama antara pemain timnas lainnya untuk bisa mengalahkan lawan.

Untuk itu, perbedaan kadangkala memiliki arti yang perlu dipahami secara mendalam, sehingga dapat memberikan keunggulan tersendiri dan tidak menyebabkan seseorang menjadi individualistis, serta dapat menjadi sumber inspirasi bagi pihak lain disekitarnya.

Selain itu, perbedaan tidak bisa hanya dilihat pada tampilan secara kasat mata saja, karena selain menggambarkan keunikan, perbedaan juga merupakan hasil dari suatu pembelajaran, inovasi maupun kreatifitas. Untuk itu, agar perbedaan yang diciptakan lebih bermakna, diperlukan suatu proses yang terencana, terstruktur dan terarah. Tidak hanya dengan bermodalkan keberanian untuk tampil beda saja, namun harus dibarengi dengan kesesuaian pola pikir dan kesiapan mental, baik dalam mengupayakan terciptanya perbedaan maupun menghadapi konsekuensi dari perbedaan tersebut. Untuk itu, beberapa hikmah/pelajaran yang mungkin dapat dipetik dari kekalahan tragis timnas Indonesia dari Bahrain adalah:

  1. Walaupun kebobolan merupakan tanggung jawab "sang kiper", Ini bukan kesalahan mutlak oleh Penjaga gawang pada khususnya ataupun para pemain pada umumnya. Pelatih, official dan termasuk pengurus PSSI punya andil besar terhadap kekalahan ini.
  2. Kekalahan Ini bukanlah perbedaan yang diharapkan. karena walaupun kekalahan ini "berbeda" dari kekalahan-kekalahan timnas Indonesia sebelumnya, namun perbedaan yang ditonjolkan ini, sebenarnya sangat tak pantas terjadi, apalagi untuk dibanggakan.
  3. Kekalahan yang "berbeda" ini bukan merupakan hasil dari kreatifitas ataupun inovasi, tetapi buah dari kekacauan pengelolaan timnas dan PSSI selama ini...
  4. karena ada indikasi kecurangan dari ajang ini (oleh FIFA), " maka baik wasit, maupun penyelenggara pertandingan, bahkan "pemain dan official timnas Indonesia serta PSSI" pun harus siap-siap mendapatkan perlakuan yang berbeda jika seandainya kekalahan itu merupakan suatu rekayasa.... karena sudah pasti itu akan sangat memalukan dan tidak akan diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia..... apalagi jika ada pihak Timnas Indonesia yang terlibat.

Sekali lagi... Hasilkanlah dan hargailah perbedaan (jika perbedaan itu bermanfaat sebagaimana manfaat dari seorang kiper), namun jika perbedaan itu memalukan citra bangsa maka lawanlah perbedaan itu dengan cara yang berbeda pula... Sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com/-DDzdM0Goyac/Ti2EF-CJK0I/AAAAAAAAACs/zPwdhrL-a8o/s1600/Timnas+Indonesia+di+Piala+AFF.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun