Mohon tunggu...
Juliandi
Juliandi Mohon Tunggu... Swasta -

Tetap menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pasar Dadakan Ramadan Ditinjau dari Perspektif Sosiologi

27 Mei 2018   10:40 Diperbarui: 27 Mei 2018   10:53 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: www.kompas.com

Secara garis besar pasar adalah tempat bertemunya sejumlah penjual dan pembeli. Fakta sosialnya ditempat ini ditemukan banyak interaksi sosial, tak hanya soal dagangan namun berbagai interaksi yang akan membangun hubungan sosial antara penjual dan penjual maupun antara penjual dengan pembeli atau antara pembeli dengan pembeli.

Begitupun pasar dadakan Ramadan atau dikenal pasar bedug, muncul pada momen khusus dengan barang dagangan tertentu, biasanya  cuma menyediakan menu makanan buka puasa atau kadang didefinisikan takjil.   

Tentulan secara sosiologis pasar bedug merupakan fenomena sosial . Saat Ramadan tiba tempat-tempat strategis berubah fungsi menjadi pasar bedug atau pasar dadakan dan terkadang menimbulkan masalah sosial yaitu kemacetan.

Dengan motif ekonomi dan sosial tentulah pasar ini menjadi tren saat Ramadan. Ditinjau dari segi ekonomi ini adalah momen tepat untuk mencari penghasilan tambahan. Dengan motif ini tentulah individu mengubah motif menjadi sebuah tindakan sosial, berupaya melalui ide, mematangkan persiapan, baik secara finansial, barang dagangan maupun lokasi.

Dengan pengalaman dan jaringan sosial yang ada individu berupaya menjadi pedagang di pasar bedug tentunya dengan tujuan ekonomi. Harapannya mendapat keuntungan sebagai tambahan penghasilan atau biaya keperluan sehari-hari. 

Sedangkan dilihat dari segi pembeli, tentulah motifnya hampir sama. Disatu sisi mereka mengeluarkan uang demi memenuhi kebutuhan buka puasa. Alasan lainnya hanya sekedar jalan-jalan atau melihat saja. Tapi sedikit sekali individu berpikiran seperti ini.

Berkumpulnya banyak orang disatu tempat tentu menimbulkan suatu sistem sosial. Secara sederhana pasar membangun hubungan sosial yang saling berkaitan. Logikanya penjual dan pembeli tentu saling berkaitan.

Hukum jual beli tak terjadi ketika salah satu unsur ini tidak ada, hanya ada kumpulan pedagang saja sementara pembeli tidak ada maka secara otomatis tidak bisa disebut pasar. Tapi sebut saja komunitas atau kumpulan para pedagang, begitupun sebaliknya jika tak ada pedagang hanya ada pembeli, tentu ini cuma sekedar keramaian tertentu dengan berbagai alasan.

Ini sebuah sistem, sekumpulan beberapa unsur yang saling berhubungan dan berkaitan. Pasar bedug walau bersifat sementara, tapi ada bangunan hubungan sosial yang terjalin satu sama lain. Faktor pemicunya tentulah interaksi sosial, tanpa adanya ini tentu  hubungan sosial menjadi batal.

Bahkan pasar ini akan membuat sebuah jaringan sosial baik bagi pembeli sendiri maupun pedagang. Sederhananya, melalui komunikasi intensif yang terjalin antara penjual dan pembeli tentu imbasnya akan membangun sebuah hubungan sosial. Lama  kelamaan berubah bentuk menjadi hubungan pertemanan, persahabatan bahkan pernikahan.

Sedangkan untuk pedagang selain membentuk hubungan sosial tentulah ini menjadi modal sosial, menimbulkan dampak ekonomi  yang luar biasa, terkait soal informasi dagangan, perluasan koneksi dagangan,  kerja sama dagang  ataupun menambah wawasan mengenai strategi pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun