Mohon tunggu...
Andi Bintang
Andi Bintang Mohon Tunggu... Praktisi Logistik

Pernah tinggal di Jambi, Bintan, Palembang, Batam sekarang berdomisili di Bandung. Selain berkecimpung di dunia perposan, saya juga seorang praktisi logistik. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan Magister Manajemen Logistik (S2) untuk memperdalam pengetahuan sekaligus mengasah kemampuan di bidang logistik modern. Saya percaya bahwa perpaduan antara pengalaman di lapangan dan ilmu akademis akan semakin memperkuat kontribusi saya bagi perkembangan industri logistik Indonesia, khususnya dalam mendukung transformasi Pos Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Curhat Kurir: Romantika Mengantar Paket di Tengah Hujan dan Macet

13 September 2025   09:15 Diperbarui: 13 September 2025   09:15 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romantika hidup seorang kurir di jalanan Indonesia. (Sumber: generate free AI images)

Setiap kali paket sampai di depan pintu rumahmu, sering kali yang terlihat hanyalah senyuman kurir dan bungkusan yang kamu tunggu-tunggu. Tapi di balik itu, ada cerita panjang yang jarang terungkap: perjuangan seorang kurir menembus hujan deras, panas terik, bahkan macet yang tak kenal ampun.

Sebagai praktisi logistik, saya sering mendengar curhat para kurir. Bagi mereka, pekerjaan ini bukan sekadar mengantarkan barang, tapi juga perjalanan hidup yang penuh warna—antara tawa, lelah, hingga momen haru.

1. Hujan: Antara Musibah dan Rezeki

Bagi kurir, hujan adalah sahabat sekaligus musuh. Saat gerimis turun, jas hujan dan tas waterproof jadi senjata andalan. Tapi kalau hujan deras disertai banjir, perjuangannya luar biasa.

Ada kurir yang bercerita harus mendorong motor hampir satu kilometer karena mesin mati terendam air. Namun, ia tetap berusaha mengantarkan paketnya, karena ia tahu di ujung sana ada orang yang menunggu dengan penuh harap.

Bagi sebagian penerima, paket mungkin hanyalah barang belanjaan. Tapi bagi kurir, paket itu adalah “amanah” yang harus sampai.

2. Macet: Ujian Sabar Sejati

Siapa pun yang pernah tinggal di kota besar tahu bagaimana parahnya macet. Bagi kurir, macet bukan hanya soal terjebak di jalan, tapi juga soal kejar target. Satu hari, mereka bisa membawa puluhan hingga ratusan paket. Setiap menit terbuang di jalan adalah tekanan.

Seorang kurir pernah berkata pada saya, “Bang, macet itu bikin hati panas, tapi kalau ingat ada anak istri di rumah, ya sabar aja. Yang penting paket sampai, uang jalan aman.”

Mungkin inilah filosofi yang membuat banyak kurir tetap bisa tersenyum meski peluh bercucuran di bawah helm.

3. Kejutan dari Penerima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun