NAMA PENULIS : ANDHIKA NUR FEBRIANTO (23092)
BINOCULAR BALANCING
DOSEN : YOANNA FRANCISCA SULISTYORINI, S.Tr.Kes
ARO LEPRINDO JAKARTA
Pendahuluan
- Latar Belakang
Pemeriksaan refraksi subjektif biasanya dilakukan secara monokular (mata satu demi satu), kemudian diikuti dengan tahap "binocular balancing" untuk memastikan bahwa kedua mata berada dalam kondisi akomodasi dan fokus yang seimbang ketika melihat secara binokular.
Tanpa balancing yang baik, pasien dapat mengalami gejala asthenopia (kelelahan mata), penglihatan kabur, ketidaknyamanan, atau penglihatan ganda karena perbedaan akomodasi atau tekanan fokus antara kedua mata.
Dengan perkembangan teknologi dan metode klinis, berbagai teknik balancing telah diusulkan dan diuji kehandalannya.
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah berbagai teknik binocular balancing memberikan hasil yang konsisten dan akurat?
- Teknik mana yang paling baik dalam hal kesesuaian (agreement) antar metode dan kepraktisan dalam praktik klinis?
- Seberapa besar perbedaan penglihatan jika binocular balancing tidak dilakukan atau kurang optimal?
1.3 Tujuan Penelitian / Makalah
- Mengulas teori dan praktik binocular balancing.
- Menyajikan data penelitian terdahulu yang membandingkan metode-metode balancing.
- Menilai kelebihan dan kekurangan tiap teknik dan implikasinya terhadap praktek klinis.
1.4 Manfaat Penelitian
- Bagi klinisi optometri / oftalmologi: panduan memilih metode binocular balancing yang paling cocok.
- Bagi penelitian: identifikasi area yang masih perlu dikaji lebih lanjut (misalnya subjek dengan kemampuan kerjasama rendah, metode objektif vs subjektif, dampak pada kelelahan visual).