Mohon tunggu...
Andhika SeftilanNugraha
Andhika SeftilanNugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akibat Hadirnya COVID-19, Membuat Pemilik Toko Baju di Pasar Andir Kesepian Pengunjung

21 April 2021   19:00 Diperbarui: 21 April 2021   19:04 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi di Pasar Andir yang sepi pengunjung-dokpri

Sama halnya Pasar Baru, Pasar Andir merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota Bandung. Yang membedakan Pasar Andir Dengan Pasar lainnya yakni, mayoritas pengunjung di Pasar Andir merupakan para penjual online, khusunya penjual pakaian.

Angga Prayitno (27), warga Bandung, merupakan salah satu pemilik toko baju di Pasar Andir yang mengalami dampak dari hadirnya COVID-19. Ia mengtakan, semenjak diberlakukannya peraturan pemerintah mengenai PSBB (22/4/20), seluruh toko ditutup total sehingga tidak ada transaksi jual – beli di tokonya. Namun, pengurus Pasar Andir memberi waktu bagi pemilik Toko agar bisa membawa barang dagangannya dibawa ke rumah.

Angga juga mengatakan, omzet yang ia dapatkan sangat menurun dari biasanya. Akibat dari kekhawatirannya masyarakat terhadap penularan virus Corona, sehingga banyak pembeli yang takut untuk melakukan transaksi langsung dengannya. Alhasil ia pun harus melakukan transaksi melalui media online, hanya saja ia harus menambahkan biaya pengeluaran seperti biaya packaging dan biaya pengiriman.

“Alhamdulillah waktu pemerintah memberikan pelonggaran, salah satunya mal dan pusat perbelanjaan di kota Bandung dibuka kembali, saya bersemangat untuk balik lagi dagang dipasar,” kata Angga saat diwawancara Senin (12/4/20) siang.

Setelah mal dan pusat perbelanjaan dibuka kembali (15/6/20), situasi di pasar Andir masih sepi pengunjung, namun seiring berjalannya waktu pengunjung di pasar Andir mulai meningkat meskipun masih jauh dari kata ramai.

“Di tengah pandemi ini selain kita berdo’a dan melnjalankan protokol kesehatan di toko, kita juga harus menjaga kesehatan lainnya seperti sering minum vitamin dan menjaga imun agar tetap bisa menafkahi keluarga,”

Setelah bisa berjualan kembali di tokonya, tetap saja harus sesuai dengan protokol kesehatan seperti menggunakan pembatas antara pembeli dan penjual. Selain itu juga di pasar Andir sendiri sering melakukan razia atau pemeriksaan terhadap penjual ataupun pembeli yang tidak mematuhi protokol kesehatan, bagi yang melanggar maka akan dikenakan sanksi dan denda. Karna ini semua dilakukan dalam upaya pemerintah untuk mengurangi penyebaran covid-19

“selain itu kita juga harus berusaha agar usaha saya ini lancer dan terus berjalan, jadi waktu itu saya pernah dapat pesanan dari orang Kalimantan, pesanannya cukup banyak. Mungkin ini jawaban yang Allah berikan terhadap do’a saya” ujarnya.

Angga sempat mendapatkan pesanan baju yang cukup banyak dari Kalimantan, meskipun kerja sama antara keduanya tidak bertahan lama, setidaknya bisa meningkatkan pemasukannya.

Sehingga pendapatannya bisa dikumpulkan untuk dijadikan tambahan modal usaha.

“Alhamdulillah dibandingkan tahun kemarin, tahun sekarang jauh lebih ada peningkatan, tapi tidak sedikit para pemilik toko yang berhenti berjualan akibat hadirnya COVID-19 ini” ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun