Mohon tunggu...
Andhika Athallah Varyan
Andhika Athallah Varyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya akan melakukan pembahasan isu internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sejarah Perebutan Wilayah Antara Jepang dan Rusia (Uni Soviet)

25 Oktober 2022   10:55 Diperbarui: 25 Oktober 2022   11:08 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada masa ini Rusia merupakan salah satu negara dengan permasalahan perbatasan terbanyak, yang saat ini menjadi perhatian dunia adalah invasi yang dimulai Rusia terhadap Ukraina. Rusia mengklaim Semenanjung Krimea yang mereka aneksasi dari Ukraina pada 2014. Walaupun konflik wilayah tersebut merupakan peristiwa yang besar dalam abad ke-20, masih ada permasalahan wilayah yang terjadi disebrang pusat perhatian dunia saat ini. Dibagian lain Eurasia ada masalah wilayah yang terjadi antara Rusia dan Jepang, ada empat pulau yang menjadi pusat permasalahan dimana Rusia memerintah dalam pulau tersebut namun Jepang dengan tegas mengklaim bahwa kepulauan tersebut adalah "northern territories". Setelah beberapa minggu perang antara Rusia dan Ukraina terjadi, Jepang mendeklarasikan empat pulau tersebut adalah kepulauan yang khas dengan Jepang dan wilayah yang Jepang memiliki kedaulatanya. Selain itu Jepang juga menyatakan bahwa kepulauan tersebut merupakan daerah integral untuk Jepang. Klaim kepulauan dari Jepang tersebut bukan sembarang klaim karena Rusia sedang sibuk mengurus peperangan disisi lain benua, melainkan karena hampir selama kurang lebih 80 tahun Jepang dan Amerika Serikat menyatakan bahwa kepulauan tersebut merupakan daerah Jepang yang diduduki oleh pemerintahan Rusia.

Dengan terjadinya peperangan antara Rusia dan Ukraina pada 24 Februari 2022, Rusia memutuskan untuk mundur dari segala bentuk perjanjian dan wacana perdamaian dengan hampir seluruh dunia, termasuk juga peace treaty talks dengan Jepang yang sudah berlangsung selama hampir lebih dari 80 tahun. Dalam permasalah ini lalu siapakah pemilik asli wilayah keempat pulau tersebut? untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus mundur kemasa pertengahan era ke-19.

Pada masa itu Jepang baru saja keluar dari pengisolasian dan menyebarkan kependudukannya kearah utara Hokkaido dan Kepulauan Kuril, pada saat yang bersamaan Rusia juga menyebarkan kependudukannya kearah Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril. Kerja sama pertama yang terbentuk antara Jepang dan Rusia terjadi pada 1855 yang sebagian besar berisi mengenai kepentingan kolonialisme mereka yang saling berbenturan, setelah itu lahirlah perjanjian shimoda yang membelah Kepulauan Kuril menjadi 2 dengan Rusia mengkontrol Kepulauan Kuril sebelah selatan dan Jepang mengkontrol 4 pulau disebrangnya yang mereka sebut Eterophu, Kunishri, Shikotan, and Habamai. Diluar Kepulauan Kuril, perjanjian terjadi juga pada Pulau Sakhalin dimana Jepang dan Rusia mengadakan kerja sama dalam kontrol pulau tersebut.

Setelah 20 tahun tepatnya 1875, Rusia dan Jepang membuat perjanjian lagi yang dinamakan treaty of Saint Petersburg. Isi dari perjanjian tersebut merupakan Rusia menguasai penuh Pulau Sakhalin sedangkan Jepang menguasai penuh Kepulauan Kuril. Walaupun hubungan diplomasi antara Rusia dan Jepang berjalan dengan damai, banyak dari ambisi kolonialisme mereka berbenturan didaerah yang strategis. Karena mundurnya Rusia dari Kepulauan Kuril, mereka membutuhkan pelabuhan yang tidak membeku pada musim dingin agar angkatan laut mereka dapat berlayar disetiap saat. Hal ini menyebabkan penyebaran kearah Manchuria dan Korea demi mendapatkan perairan yang tidak membeku pada musim dingin, Rusia berhasil mengambil alih pelabuhan Arthur dari dinasti Qin disemenanjung Liaodong, China. Pada saat yang sama Jepang sedang memperluas kekaisaran mereka kearah yang sama, sampai akhirnya mereka berbenturan didaerah Korea. Jepang menawarkan pembagian wilayah yang sama seperti perjanjian yang ada di Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril, Rusia menguasai Manchuria sedangkan Jepang menguasai Korea. Namun kali ini Rusia menolak tawaran tersebut dan mengambil alih bagian utara Korea, peristiwa ini merupakan penyebab terjadinya peperangan russo-japanese yang berlangsung selama 18 bulan. Peperangan berakhir pada 1905 dengan kemenangan ditangan Jepang, perjanjian dibentuk untuk menandai berakhirnya peperangan tersebut yang diberi nama treaty of portmouth, perjanjian ini juga memberikan setengah kekuasaan Pulau Sakhalin kepada Jepang.

Selama 4 dekade setelah perang russo-japanese, kekaisaran Jepang terus mengirimkan orang Jepang kepulau Sakhalin untuk menguatkan kependudukan Jepang dipulau tersebut. Mereka memperkuat kemiliteran dan sering melakukan gerakan-gerakan militer dipulau tersebut. Walaupun Jepang terus melancarkan invasi keseluruh Asia dan Pasifik, hubungan damai dengan Rusia tetap terjaga. Pada masa sebelum Perang Dunia ke-2, kekaisaran Jepang memiliki dua doktin agresif yang didebatkan dalam pemerintahannya. Doktrin pertama adalah invasi dan perluasan wilayah kedaerah timur Rusia yang diusulkan oleh angkatan darat kekaisaran Jepang, Doktrin yang kedua adalah invasi dan perluasan wilayah kedaerah selatan yaitu daerah kepemilikan kolonial barat dengan menguasai Pasifik dan Asia Tenggara yang diusulkan oleh angkatan laut kekaisaran Jepang. Pada saat pemerintahan kekaisaran jepang memperdebatkan arah invasi mereka, angkatan darat Jepang yang berada diperbatasan Manchuria dan Rusia memanas dan terkadang terjadi perdebatan kecil antar personel militer. Hal ini mendorong lahirnya perjanjian non-agresi selama 5 tahun pada 1941, sayangnya 3 bulan setelah perjanjian tersebut sekutu dari barat dan Amerika Serikat mengembargo minyak secara total kepada Jepang yang menyebabkan lumpuhnya mesin-mesin perang Jepang yang ada di Manchuria atau China dan menurunya stok minyak untuk Jepang secara keseluruhan. Dengan hal ini Jepang akhirnya memutuskan melakukan invasi kearah selatan dan menguasai Pasifik dan Asia Tenggara yang pada akhirnya merembet ke Perang Dunia ke-2.

Pada Perang Dunia ke-2 Jepang melawan Amerika Serikat dan Sekutunya, sedangkan Rusia melawan Nazi Jerman. Walaupun dalam keadaan peperangan hubungan Rusia dan Jepang tetap terjaga karena adanya perjanjian non-agresi 5 tahun tersebut, namun pada akhir Perang Dunia ke-2, tepatnya pada Agustus 1945 Rusia menyatakan perang terhadap Jepang melanggar janji 5 tahun mereka yang harusnya berakhir pada 1946. Pada masa perang singkat tersebut Rusia mengambil alih daerah jajahan Jepang seperti China, Korea, Kepulauan Kuril, dan Pulau Sakhalin secara paksa. Jepang menyerah pada 2 September 1945 kepada Rusia, namun Kepulauan Kuril dan Pulau Sakhalin telah diambil alih secara keseluruhan oleh Rusia. 

Penduduk asli Jepang dikepulauan tersebut dipaksa pergi kepulau utama Jepang dan menganti penduduk pulau tersebut dengan etnik Slav. Disinilah sumber konflik pada masa modern muncul. Dari perspektif Jepang, mereka berpendapat bahwa Kepulauan Kuril merupakan wilayah Jepang dari era kekaisarannya, namun diambil alih oleh Rusia secara paksa pada saat mereka melanggar janji non-agresi 5 tahun mereka, serta banyaknya dokumen-dokumen pada Perang Dunia ke-2 yang mendukung klaim tersebut, klaim ini juga didukung oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa yang meminta Rusia menyerahkan Kepulauan Kuril kembali ke Jepang.

Dari perspektif Rusia kepulauan Kuril merupakan wilayah yang sangat strategis karena memudahkan akses kelaut atlantik dan memiliki perairan yang tidak membeku pada musim dingin. Jika kepulauan ini jatuh ketangan Jepang yang ada dalam pengaruh Amerika Serikat, maka Rusia akan tercegat dari segala sisi karena hampir seluruh perairan sekitarnya merupakan kemilikan dari sekutu Amerika. Sejauh ini permasalahan kepulauan tersebut masih belum terselesaikan karena tidak ada kepastian dari kedua belah pihak, hanya waktu yang dapat memperlihatkan bagaimana akhir dari perebutan wilayah Rusia dan Jepang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun