Mohon tunggu...
Suwarnadwipa
Suwarnadwipa Mohon Tunggu... Penulis - Think Sharp

Peduli, Mengamati, Mempelajari, Memahami, Menulis

Selanjutnya

Tutup

Music

Macam Ragam Pengamen Kota Bandung

29 Juli 2020   11:10 Diperbarui: 29 Juli 2020   12:06 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini saya hendak mengulas singkat macam-ragam pengamen di Kota Bandung. Disini pengamen sangatlah tidak sulit untuk ditemukan. Mereka ada di tiap-tiap keramaian seperti, persimpangan jalan raya, taman, trotoar, sarana olahraga, kantin, restoran, perumahan, perkampungan, angkutan umum, terminal dan tempat-tempat lain. 

Namun disayangkan, sampai saat ini belum ada data valid yang dapat dijadikan rujukan informasi berapa sebenarnya jumlah mereka di Kota Bandung ini. Tapi yang saya tahu jumlah mereka sangatlah banyak dengan beragam jenis yang tersebar di seluruh kota. Menurut pengamatan yang saya lakukan, setidaknya ada lima jenis pengamen di Kota Bandung; 

  1. Pengamen Lampu Merah. Sesuai namanya, pengamen lampu merah biasa beroperasi di persimpangan jalan raya ketika lampu lalu lintas menyala merah. Pengamen lampu merah di Kota Bandung, dapat dikelompokkan lagi menjadi dua kategori. Pengamen solo. Pengamen solo beroperasi sendri dengan peralatan musik seadanya. Peralatan musik yang biasa mereka gunakan berupa gitar, ukulele atau biola. Peralatan paling sederhana yang saya temui adalah tutup botol bekas yang sudah dirakit lalu dipukulkan ketelapak tangan. Hampir di semua persimpangan jalan raya di Kota Bandung dapat ditemukan pengamen jenis ini. Pengamamen groub/team. Pengamen jenis ini beroperasi dalam kelompok atau team. Peralatan mengamen yang mereka gunakan sudah lebih kompleks dan beragam seperti; gitar, ketipung, speaker, mic, angklung dan sebagainya. Pengamen jenis ini biasanya beroperasi di perempatan jalan Ir. Djuanda-Riau, pertigaan jalan Supratman-Katamso dan tempat-tempat lain di Kota Bandung.
  2.  Pengamen Taman dan Trotoar. Pengamen jenis ini beroperasi dikeramiaan taman kota dan trotoar. Banyak ditemukan di sepanjang sisi jalan Ir. Djuanda (Dago), sisi jalan Asia-Afrika, sisi jalan Baraga, sisi jalan Naripan dan lain-lain. Pengamen jenis ini biasanya melakukan aksi berpindah-pindah sesuai dengan situasi di lapangan.
  3. Pengamen Angkutan Kota. Pengamen angkutan kota dapat ditemui dengan mudah di berbagai angkutan kota di Kota Bandung, seperti angkot, bus Metro Bandung, travel dan lain-lain.
  4. Pengamen Warung, Cafe, Kantin dan Restoran. Ketika sedang asyik mengobrol atau sedangn bersantap di sebuah restoran bersama saudara, teman atau keluarga namun keasyikan teman-teman tiba-tiba terganggu dengan lantunan lagu dari seorang pengamen. Itu hal yang biasa terjadi di Kota Bandung. Memang tempat-tempat seperti itu adalah incaran empuk para pengamen. Hal yang membuat agak ruwet ketika satu pengamen pergi, maka datang lagi pengamen lainnya. Biasanya akan terus berlangsung selama teman-teman masih nongkrong di tempat itu.
  5. Pengamen Kampung. Sesuai namanya, pengamen kampung beroperasi dari rumah ke rumah, atau dari warung ke warung dengan peralatan seadanya. Pengamen berbeda bisa mendatangi rumah sebanyak dua sampai lima kali sehari. Agak ribet memang.

Masih banyak masyarakat kita yang belum dapat menerima kehadiran pengamen dengan hati yang lapang dan muka yang jernih. Banyak diantara mereka yang menghardik, mencaci bahkan mengusir pengamen yang datang menghampiri. Terutama pengamen kampung yang kehadirannya kerap dianggap mengganggu. 

Namun yang mesti disadari, pengamen adalah manusia sama seperti kita yang membutuhkan penghargaan serta simpati. Tidak ada manusia yang tidak ingin hidup nyaman dan bahagia. Juga tidak ada manusia yang menginginkan kehidupan susah dan terlunta-lunta. 

Manusia diciptakan Allah dalam keadaan yang beragam dan berupa-rupa. Diciptakan si kaya dan si miskin. Sehingga ada yang bernasib baik dan ada pula yang bernasib kurang baik. Itu semua dimaksudkan agar manusia dapat hidup saling melengkapi demi tercipta kehidupan yang solid dan tolong menolong. 

Pengamen adalah ladang amal sekaligus juga ladang dosa. Ladang amal ketika kita dapat menyikapi kehadiran mereka dengan baik dan ladang dosa ketika kita menganggap kehadiran mereka adalah perasit pengganggu. 

Kedepan semoga ada peraturan yang dibuat khusus oleh Pemerintah untuk meregulasi para pengamen ini. Dengan demikian diharapkan mereka dapat menemukan sumber penghidupan yang lebih layak dengan profesi yang diakui. (Penulis, Don Jaya Putra).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun