Negara kita Indonesia ini merupakan salah satu Negara yang terkenalakan budayanya yang sangat beragam. Hal ini tentunya bukan suatu hal yang baru lagi untuk kita, karna memang setiap budaya tersebut merupakan hal yang sudah diwariskan untuk kita secara turun temurun sejak awal sehingga budaya tersebut masih tetap dilestarikan hingga kini dan yang lebih menariknya, budaya yang kita miliki tersebut sudah dikenal hingga ke panca Negara.
Tentunya tedak siten tidak asing lagi karena acara satu ini tergolong acara yang familiar dan sering digelar. Tedak siten adalah rangkaian prosesi adat tradisional jawa yang diselenggarakan pada saat pertama kali seprang anak belajar menginjak tanah. Tedak artinya menginjak, dan siten artinya tanah. Acara tedak siten ini sendiri sangat erat kaitannya dengan acara selamatan. Upacara tedak siten ini juga merupakan salah satu budaya dijawa terutama di Probolinggo yang bertempatkan di daerah paiton.
Upacara tedak siten merupakan upacara atau selametan yang diadakan di beberapa daerah lain di Indonesia, upacara tedan siten juga sering dikenal dengan sebutan "Turun Tanah", dalam upacara tedak sitenini, murni memang bertujuan untuk upacara atau selametan dan tidak ada hubungannya dengan hal yang berbau mustis.
Pada umumnya, upacara tedak siten ini tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat kepada tuhan yang maha esa sang pencipta alam, terlebih lagi rasa syukur dari pasangan orang tua atau keluarga terhadap anaknya yang sudah bisa mulai berjalan tersebut.
Hal ini dikarenakan tuhan telah memberikan begitu banyak nikmat yang bisa berupa kesehatan, dan juga nikmat kesempurnaan fisik yang dimiliki oleh bayi tersebut. Untuk mengungkapkan rasa syukur yang dalam inilah maka acara tedak siten inipun digelar dengan mengundang warga dan tetangga sekitar untuk ikut serta menyelenggarakan upacara selametan dan syukuran tersebut.
Dalam acara ini, beberapa makanan khas jawa juga akan menjadi pelengkap acara tersebut seperti tajin, yang jika didikota bisanya dengan menggunakan tujuh warna sedangkan didesa sini hanya dengan satu warna dengan warna biasanya.
Adapun susunannya yaitu:
1. Membersihkan kaki
2. Injak tanah
3. Berjalan melewati tujuh wadah yang diisi tajin
4. Tangga tebu wulung
5. Kurungan
6. Member uang
7. Melepas ayam
Lebih terincinya ialah yang pada awalnya sibayi akan dituntun untuk berjalan diatas tajin yang ditempatkan secara bergilir dengan yang terakhir adalah tajindengan wadah yang paling besar, setelah selesai bayi tersebut menaiki tangga tebu dengan dipegangi oleh orang tuanya.Â
Setelah itu dikurung dengan diberi barang untuk memilih salah satu barang yang telah disediakan seperti Al-qur'an, uang, dan lain sebagainya, acara pemilihan salah satu barang tersebut dipercaya akan menentukan masa depan si bayi seperti Al-Qur'an yang dipercaya akan menjadi orang yang berakhlakul karimah dan berpedoman pada Al-Qur'an. Untuk member uang dan melepas ayam itu untuk didesaku jarang dilakukan secara keseluruhan , upacara ini bermakna untuk mengajarkan anak tentang konsep kemandiria, tanggung jawab, tangguh dalam menghadapi persoalan, serta bersifat dermawan terhadap sesamanya.
Setelah tedak siten selesai dilakukan biasanya sibayi akan diperbolehkan untuk bermain ditanah. Mungkin hanya itu yang saya ketahui tentang tedak siten yang biasa dilakukan oleh masyarakat probolinggo dan sampai sekarangpun masih biasa oleh dilakukan oleh kalangan masyarakat, sehingga tradisi itu masih hidup sebagai ucapan rasya syukur dan keselamatan untuk bayi mereka.