Mohon tunggu...
Anastasia Arvirianty
Anastasia Arvirianty Mohon Tunggu... -

esfp jurnalis. kaum penglaju Jakarta. anak kemarin sore.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tempat Asyik untuk Mengetik

19 Juli 2016   12:47 Diperbarui: 19 Juli 2016   17:54 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sejujurnya, saya bukan seorang coffee addict,  setidaknya dulu sebelum mulai bekerja. Kalau ditanya mau minum apa, pasti lebih memilih minum jus, air dingin, atau es teh manis. Minum kopi iya, tapi bukan primer, atau wajib. Bisa dihitung, sangat jarang.

Tapi, semenjak mulai bekerja, terjadi sedikit perubahan. Saya seorang jurnalis di salah satu harian umum, yang boleh lah ya dibilang besar, di Indonesia. Sebagai seorang jurnalis, sudah tugasnya melakukan liputan dan mengetik liputan tersebut menjadi sebuah berita yang enak dibaca dan perlu, sesuai dengan amanat hati nurani rakyat dan dengan jujur bersuara (mantap! Haha). 

Karena saya "orang lapangan", kembali ke kantor bukan suatu kewajiban, sehabis mengetik bisa langsung pulang apabila kerjaan sudah selesai atau sudah tidak ada lagi liputan di hari itu. Atas dasar kondisi inilah, maka diperlukan sebuah tempat yang asyik untuk mengetik. Asyik di sini, minimal adalah kebutuhan akan koneksi internet gratis (free wifi) bisa terpenuhi.

Maka, coffee shop mainstream terdekat menjadi tempat pilihan yang mudah dan praktis untuk seorang yang diburu deadline harian macam saya. Di situ, makanan ada, minuman ada, wifi gratis pun ada, yang sebenarnya kalau dipikir wifi itu tidak gratis, sebab mau tidak mau pengguna mesti membeli sesuatu di situ. Meski tidak wajib, tapi pengunjung seperti dituntut "kesadarannya saja sih", haha.

Dan lalu, dimulailah peningkatan asupan kafein dalam tubuh saya. Americano, Frappucinno, Latte, dan terkadang Machiatto, menjadi yang lumayan sering saya cecap, meski tidak setiap hari, tapi frekuensinya bertambah jika dibanding dulu.

Maka, untuk mengurangi kadar kafein yang sudah bertambah, ditambah menjaga dompet agar tidak kempes dan kalau dibuka isinya jaring laba-laba saja, saya lalu mencari alternatif tempat mengetik lain, yang sebenarnya sudah kepikiran dari dulu-dulu. Perpustakaan. Yup, kalau diingat-ingat, ada beberapa perpustakaan yang tempatnya cukup nyaman dan memenuhi kriteria untuk tempat mengetik.

Tapi sayangnya, terkadang jarak yang jauh dan jam operasional yang singkat pada perpustakaan tersebut, membuat saya berpikir ulang, haha. Namun, dalam rangka menggiatkan misi saya di atas, maka saya akan berusaha untuk meniatkan gerakan mengetik di perpustakaan. Bisa dicari yang jam operasionalnya cukup panjang, Freedom Institute salah satunya, tapi kalau butuh yang short-time, bisa sih ke PDS HB Jassin, pokoknya yang terdekat dari tempat liputan haha.

Sebenarnya, bisa juga mengetik di press room, tapi keinginan ganti suasana jadi motivasi, dan kalau mengetik di kantor.....hmm, gitu deh. Hihihi.

Ya intinya, saya sedang mencari alternatif tempat asyik lainnya untuk bisa mengetik. Kalau ada yang punya ide referensi, boleh lho dibagi. Hehe. Oiya, dan satu lagi, untungnya, saya bukan penikmat nikotin juga, cukup kafein dan sedikit alkohol saja lah. Mau jadi apa tubuh saya nanti kalau semuanya diembat? Hahah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun