Semakin luasnya persebaran teknologi ditambah dengan hadirnya internet membuat sebagaian dari kita masih sulit untuk membedakan hal satu dengan yang lain. Sama halnya dengan kemunculan jurnalisme online dan jurnalisme multimedia yang masih sering dianggap sama, keduanya ternyata memiliki beberapa penerapan yang berbeda.
Dilihat dari sisi teknologi komunikasi melalui jaringan internet, distribusi berita dapat dilakukan secara real time sekaligus dapat diterima oleh khalayak dalam portal berita online saat itu juga. Berangkat dari hal itu, konsep dan definisi beritapun mulai berubah yang sebelumnya bermakna “melaporkan yang telah terjadi” berganti makna menjadi “melaporkan peristiwa yang sedang terjadi”. Begitulah hebatnya teknologi, dapat dengan cepat memproses serta mendistribusikan berita serta nantinya dapat diterima khalayak dengan cepat pula (Waluyo, 2018).
Hal tentang teknologi dan pengaruh internet tersebut tentu saja berkaitan dengan aktivitas jurnalisme yang dalam kesehariannya bergelut dengan informasi, khalayak, dan tentu saja teknologi. Ada dua macam jjenis jurnalisme yang akan kita bahas, namun terlebih dahulu kita mulai dengan jurnalisme online.
Dikutip dari buku Jurnalisme Multimedia (Widodo, 2020), Pavlik menjabarkan bahwa jurnalisme online merupakan jurnalisme kontekstual yang menggabungkan kemampuan multimedia berdasarkan platform digital, kualitas interaktif dalam komunikasi online, hingga fitur yang didatanya.
Online dalam hal ini berarti informasi dapat diakses di mana saja dan kapan saja selama tersedianya jaringan internet.
Dari situ dapat dimengerti bahwa jurnalisme online merupakan jurnalisme yang diproduksi eksklusif untuk didistribusikan melalui world wide web sebagai elemn grafis grafis internet.
Hal itu kemudian menjadi pembeda jurnalisme online dengan jurnalisme multimedia dimana jurnalisme online tidak didorong oleh tujuan multimedia sehingga digital storytelling berbasis multimedia dapat dilihat sebagai potensi namun tidak sebagai elemen wajib.
- Rentangan
Yaitu situs yang berkonsentrasi pada editorial content sampai ke berbagai situs web berbasis konektivitas publik. Editorial content merupakan teks (teks disini termasuk kata-kata, gambar diam dan gambar bergerak) yang dibuat atau diedit oleh jurnalis. Sedangkan pengertian konektivitas publik adalah sebuah komunikasi yang dilakukan public tanpa perantaraan atau hambatan dalam bentuk penyuntingan atau moderisasi.
- Tingkatan Komunikasi Partisipatoris
Suatu keadaan di mana suatu situs dapat dianggap terbuka (dengan memperbolehkan pengguna untuk berbagi komentar atau opini tanpa adanya moderisasi atau penyaringan) atau keadaan tertutup (di mana suatu situs dapat dipakai pengguna untuk berpartisipasi di dalamnya namun dengan control editorial yang ketat).
Terdapat 4 jenis jurnalisme online menurut Mark Deuze (dalam Widodo, 2020):
- Mainstream news sites