Mohon tunggu...
Anas Ahmadi
Anas Ahmadi Mohon Tunggu... -

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahasiswa Kekinian dan 3 Masalahnya

11 Oktober 2018   14:00 Diperbarui: 11 Oktober 2018   13:59 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak bangga menjadi mahasiswa.  Mereka punya julukan "maha". Menjadi mahasiswa baru dengan kebaruan yang lainnya. Simak saja, mahasiswa baru dengan baju baru, mahasiswa baru dengan HP baru, mahasiswa baru dengan motor baru. Yang lebih estrim, mahasiswa baru dengan gaya hidup baru. Ya, mahasiswa adalah sosok agen of change. Di pundak merekalah masa depan bangsa ini dititipkan.

Seiring dengan modernisme yang menawarkan dunia serba patas, instantisme, dan glamorisme, mahasiswa kini (yang dikenal dengan mahasiswa kekinian), tentunya memiliki masalah kekinian juga. Masalah tersebut, antara lain sebagai berikut.

Pertama, glamorista. Beberapa fakta yang terjadi di kampus adalah munculnya tren glamorista pada mahasiswa. Glamorista pada mahasiswa tersebut memang berbeda-beda karakternya, mulai dari motor/mobil, HP, ataupun laptop yang mereka gunakan. Mahasiswa kini, tampaknya tampil dengan wajah sungkan jika Hpnya jadul, motornya butut, ataupun laptopnya keluaran lama. Tapi lihat saja mahasiswa yang motornya baru, Hpnya baru, dan laptopnya baru. Mereka tampak bangga dengan kebaruan tersebut. Selain itu, dalam konteks makan,mereka juga mulai meninggalkan yang slowfood kategori makanan yang disediakan oleh warung pinggir jalan. Mahasiswa lebih suka makan fastfood  di tempat yang lebih mentereng dan layak digunakan sebagai tempat nongkrong.

Kedua, budaya instantisme. Ketika mahasiswa banyak yang lihai dalam berselancar menggunakan gawai, mereka tak perlu susah-susah mencari artikel untuk tugas. Akhirnya, diakui atau tidak, plagiasi marak di kalangan mahasiswa.  Mereka mencari jalan yang instant dalam mengerjakan tugas, ambil sana-sini dan jadilah tugas.

Ketiga, saat ini lulusan S1 sudah mulai membludak. Padahal, lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi lulusan masih belum berimbang.  Ibaratnya, lulusan S1 seperti deret kali, sedangkan lahan pekerjaan seperti deret hitung. Karena itu, tantangan saat ini adalah menjadi sarjana itu sulit, tetapi lebih sulit lagi adalah mau dibawa ke mana ijasah sarjana tersebut.

Berkait dengan itu, kiranya, mahasiswa bisa mengeliminasi 3 masalah kekinian  tersebut dengan 3 hal juga, yakni gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan, lebih mengutamakan proses, dan meningkatkan kompetensi dan prestasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun