Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah berjalan lebih dari satu tahun. Bisa dibilang, kini para pelajar sudah lebih siap dengan kebijakan belajar daring daripada sewaktu kebijakan PJJ awal-awal keluar. Kebijakan ini pun kemudian sedikit diubah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengatakan bahwa pembelajaran menjadi boleh dilakukan secara tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 dengan syarat sekolah segera meningkatkan kesiapannya dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu, kami mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan IPS Universitas Negeri Malang, kelompok 8A, selaku kelompok pengabdian masyarakat melaksanakan pengabdian dengan tujuan untuk membantu mengajarkan dan memotivasi serta saling berbagi ilmu pengetahuan kepada  siswa kelas VII agar mereka  dapat memahami apa yang sudah diajarkan oleh guru. Persiapan pengabdian diawali dengan survei tempat dan berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru IPS kelas VII A serta perkenalan kepada siswa-siswi SMP Islam Sabilurrosyad Malang.
Kegiatan pendampingan belajar secara tatap muka ini berfokus pada siswa-siswi SMP Islam Sabilurrosyad Malang karena lingkungannya masih dalam ruang lingkup yang sama dengan pondok pesantren dan terdapatnnya larangan menggunakan peralatan elektronik sehingga menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Kegiatan pendampingan belajar secara tatap muka ini dilaksanakan kurang lebih empat pertemuan dalam kurun waktu dua minggu. Mulai dari survei tempat, meminta perizinan pengabdian kepada kepala sekolah, koordinasi dengan guru IPS kelas VII A, serta koordinasi kegiatan yang akan dilakukan anggota kelompok.
Kegiatan pendampingan belajar secara tatap muka dilaksanakan mulai tanggal 8 April hingga 12 April 2021 sebanyak tiga kali pertemuan secara bertahap. Adapun program inti kegiatan yang dilakukan kelompok kami antara lain yaitu wawancara dengan guru IPS terkait hambatan belajar, melaksanakan pre-test, pendampingan belajar IPS, melaksanakan post-test, dan penutupan kegiatan pendampingan belajar secara tatap muka oleh kelompok 8A.
Selama kegiatan pengabdian berlangsung, siwa-siswi sangat antusias dalam mengikuti proses pendampingan dan mereka tidak segan untuk bertanya mengenai materi yang belum diketahui. Banyak siswa yang bertanya bagaimana cara membaca istilah-istilah sulit seperti "kjokenmodinger". Hasil dari pelaksanaan pre-test menunjukkan bahwa 50% jawaban siswa-siswi masih salah. Dan setelah diadakan pendampingan belajar lalu dilaksanakan post-test, hasil skor siswa-siswi menjadi meningkat dan lebih baik dari sebelumnya.
Harapan dari diadakannya kegiatan pendampingan belajar secara tatap muka di SMP Islam Sabilurrosyad Malang siswa-siswi menjadi semangat dalam belajar dan memiliki pemahaman materi yang dalam di samping minimnya sumber belajar. Harapan panjang kami juga yaitu siswa-siswi SMP Islam Sabilurrosyad Malang dapat melanjutkan pendidikannya minimal sampai jenjang SMA/ sederajat, serta mereka bisa memahami pentingnya pendidikan guna meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dan mempersiapkan masa depan yang cemerlang.
