Mohon tunggu...
Ananda TusammaSalsabilah
Ananda TusammaSalsabilah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswi

Mahasiswi UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Anti-Korupsi dari Rumah hingga Perguruan Tinggi

21 Mei 2019   22:08 Diperbarui: 21 Mei 2019   22:15 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia pada tahun 2019 jumlah penduduknya telah mencapai 266,91 juta jiwa. Angka yang cukup besar sehingga kita termasuk Negara dengan populasi yang besar di dunia. Meskipun dengan populasi yang besar namun tingkat kebersihan korupsi di Negara kita maasih sangat mengkhawatirkan. Seperti dikutip dari Transparency International (TI) pada tahun 2018 Indonesia sendiri menempati urutan ke-89 di mana negara ini memiliki skor mencapai 38 saja dengan skala 0-100.

 Nilai tersebut menunjukkan bahwa negara ini berada di zona tiga langkah lebih baik dari negara terkorup. Tahun 2014, Indonesia berada diperingkat 107 dari 177 bersama Argentina artinya Indonesia memiliki skor 34 dengan skala 0-100. Bahkan tahun 1999, Indonesia pernah menempati 5 besar negara paling korup didunia.

Meskipun 4 tahun terakhir telah mengalami kenaikan, kita tak patut berbangga diri. Bangsa Indonesia tetap harus melanjutkan tantangannya untuk bisa menjadi Negara terbersih dari korupsi yang dipegang oleh Denmark dan Selandia baru memiliki skor terbaik pada Indeks Persepsi Korupsi (CPI). Pada tahun 2018, mereka mencetak skor 88 dan 87.

Langkah awal Bangsa Indonesia menjadi Negara bersih korupsi adalah mendirikan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) pada tahun 2002. Lembaga ini telah menunjukkan kinerja terbaiknya selama ini. Namun, KPK hanya dapat menangani kasus koperasi yang "besar". Sedangkan, untuk korupsi "biasa" masih belum bisa ditindak lanjuti.

Meskipun Negara kita tingkat kebersihan korupsi sepanjang tahun ini telah meningkat, tetapi kita hanya menempati urutan ke-89. Masih banyak pembetulan yang harus dilakukan untuk menjadi Indonesia bebas korupsi. Bukan hanya korupsi pada kelas "kakap", tapi juga korupsi yang dilakukan oleh kelas "teri". Korupsi kelas "teri" inilah bibit -- bibit dari koruptor besar di Indonesia.  Karuptor kelas "teri" inilah yang seharusnya kita brantas. Apakah sebenernya kalian tahu bagaimana caranya? Caranya adalah dari usaha kita sendiri. Kita menanamkan pendidikan anti korupsi yang ada dilingkungan sekitar kita terlebih dahulu, yaitu dimulai dari keluarga.

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI RUMAH

Keluarga adalah dimana tempat anak -- anak memulai mengeyam pendidikan dan tempat untuk membentuk kepribadian dan karakter. Dari sinilah seharusnya pendidikan korupsi diajarkan agar karakter anak yang terbentuk adalah anak -- nak yang menjauhi korupsi dan setidaknya mengetahui bahwa korupsi sangat merugikan terutama untuk diri sendiri dan lingkungan.

Keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian. Ayah dan Ibu mempunyai peran yang penting dalam membangun kepribadian dan karakter anak -- anaknya, terutama ibu karena sebagian waktu anak ada dirumah. Orang tua adalah contoh utama dari anak -- anaknya dalam bersikap. Maka disini, nilai kejujuran dan antikorupsi merukan sikap yang patut diteladani anak dari orang tuanya.

Nilai kejujuran dan antikorupsi ini dapat diajarkan pada setiap tindakan, baik yang "sepele" hingga tindakan yang "besar". Pola asuh pendidikan anti korupsi ini akan semakin bagus dengan diajarkan dan diterapkannya pola hidup sederhana. Kesederhanaan adalah selalu merasa cukup dan bersyukur atas apa yang telah diterimanya, berendah hati dan menjauhkan sifat sombong dan iri pada diri kita. Apakah kalian tahu mengapa orang -- orang berani menjadi koruptor? Jawabannya adalah mereka selalu merasa tidak pernah cukup dan tidak pernah bersyukur atas apa yang mereka dapat.

Di Indonesia, penanaman pendidian anti korupsi, kesederhanaan dan kejujuran masih belum benar -- benar diterapkan. Masih banyak orang tua yang menanamkan pelajaran kepada anaknya. Pendidikan salahh yang sering diajarkan tanpa sadar oleh orang tua adalah melakukan kebohongan. Tanpa sadar, orang tua melakukan kebohongan -- kebohongan kecil yang dapat dicontoh oleh anak -- anak. Meskipun terkesan kecil dan sepela, tapi berbagai "versi" korupsi dimulai dengan melakukan kebohongan.

Dapat disimpulkan, jika orang tua adalah pendidik utama untuk penanaman pendidikan antikorupsi dirumah. Kunci keberhasilannya adalah membangun sifat ketauladanan dan kejujuran. Orang tua bukan hanya memberikan nasihat, namun juga berperan untuk memberikan contoh nyata, mesikpun bukan hal yang mudah setidaknya dapat mengenalkan dan mengajarkan anak perilaku anti korupsi sejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun