Mohon tunggu...
Analisa Apriliani
Analisa Apriliani Mohon Tunggu... Tutor - Fresh Graduate from State University of Jakarta

Research and Analysis Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Konten di Indonesia: Terlalu Menyoroti Hal Tidak Penting Dibanding Konten yang Berisi Informasi dan Edukasi

11 Juli 2022   23:41 Diperbarui: 11 Juli 2022   23:47 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Video wawancara eksklusif Najwa Shihab bersama keluarga Ridwan Kamil mengenai kehilangan Eril/tangkapan layar Youtube Najwa Shihab

Media massa sudah ada jauh sebelum sosial media berkembang. Media massa merupakan sebuah wadah untuk melaporkan sebuah peristiwa yang direkam oleh wartawan, baik berupa tulisan secara cetak maupun digital. 

Sedangkan sosial media baru berkembang saat internet dan gadget mulai banyak digunakan. Sosial media ini merupakan sarana sharing atau berbagi para penggunanya untuk mengungkapkan perasaan, informasi, bahkan bisnis melalui beberapa platform sosial media yang ada. Informasi maupun hal yang dibagikan di sosial media, bentuknya semakin hari semakin menarik dan beragam. 

Hal ini didukung oleh fitur-fitur yang selalu diperbaharui oleh platform sosial media seperti tiktok, instagram, facebook, twitter, youtube dan lainnya.

Dahulu karena keterbatasan akses berupa gadget, media massa hanya dipenuhi dengan berita berkualitas yang dikemas rapi oleh para wartawan professional, guna memberikan informasi atau berita secara lugas dan tegas. Berita tersebut disebar melalui koran atau website resmi digital yang jumlahnya masih sangat terbatas. 

Akan tetapi dewasa kini, seiring berkembangnya zaman khususnya di era digital, semua masyarakat dapat membuat berita bermodalkan dokumentasi yang diambil melaui gadget pribadi. Disinilah masalah muncul, dimana berita yang dibagikan oleh masyarakat luas tidak bersifat faktual tak sedikit berita yang dibagikan merupakan berita hoax. 

Selain itu, masalah lainnya adalah dewasa kini, media dan wartawan lebih menyoroti fenomena berupa berita adu domba, framing, serta opini yang dapat menimbulkan perdebatan sebuah komunitas atau bahkan agama. Dahulu, media massa hanya menampilkan berita yang penting, baik dari aspek politik, ekonomi, sosial, hingga pendidikan yang memberikan pemahaman dan informasi kepada orang awam.

Begitupun sosial media, dulu di awal kemunculannya, sosial media ini hanya sebagai sarana berbagi aktivitas, informasi, bisnis menengah, serta komunikasi 2 arah. Kini setelah internet maju pesat, dimana semua kalangan masyarakat memiliki gadget, lingkaran sosial media ini semakin hari semakin tak menentu dan banyak menampakan sisi negatifnya

Baik media massa dan sosial media kontennya semakin hari semakin tak menentu, hal ini disebabkan beberapa alasan. Mulai dari sasaran audiens yang kurang berpendidikan, dimana banyak masyarakat Indonensia yang memiliki gadget tapi kurang memperhatikan pendidikan, akibatnya gampang tergiring sebuah opini atau informasi hoax yang bertebaran. 

Selain itu hanya bertujuan untuk viral atau ramai dilihat maupun diperbincangkan, juga sebagai ajang mencari pamor tercepat dalam menyuguhkan berita dan informasi walau belum tentu benar dan tepat.

Konten sosial media kini lebih banyak menyoroti hal yang tidak perlu dan terlalu mengarah ke ranah privasi pribadi. Dewasa kini, jika terjadi sebuah fenomena, yang disoroti bukan hal yang utama akan tetapi malah hal yang seharusnya tidak kuliti informasinya, seperti ranah keluarga atau masalah pribadi. 

Masyarakat lebih banyak disuguhkan dengan konten masalah pribadi public figure dan influencer berupa perkelahian, perceraian, penipuan, penyimpangan melalui postingan di sosial media berupa visual gambar atau dalam audiovisual berbentuk video maupun podcast.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun