Mohon tunggu...
Analisa Apriliani
Analisa Apriliani Mohon Tunggu... Tutor - Fresh Graduate from State University of Jakarta

Research and Analysis Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dilema antara Memendam atau Cerita, Kala Quarter Life Crisis Melanda

31 Mei 2022   10:43 Diperbarui: 31 Mei 2022   10:52 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah kehidupan yang sangat berat terkadang membuat pikiran kalut menggelapkan segalanya. Masalah percintaan, pendidikan, pekerjaan, bahkan masalah kekeluargaan. Rasa menyerah selalu datang dibanding rasa semangat yang semakin hari semakin hilang. Bingung memulai dari mana dan apa yang di prioritaskan sebagai hal utama. Angan untuk kembali ke kehidupan masa kecil pun selalu membayangi, sehingga masa dewasa yang sedang sulit ini begitu sangat kalian benci. Jika kalian sudah merasakan ini, kemungkinan besar kalian sedang dilanda Quarter Life Crisis alias krisis di seperempat abad kehidupan.

https://r3.rappler.com/previous-articles?filterMeta=quarter-life%20crisis
https://r3.rappler.com/previous-articles?filterMeta=quarter-life%20crisis

Sebenarnya, apa itu Quarter Life Crisis?

Dilansir dari jurnal yang ditulis oleh Icha Herawati dan Ahmad Hidayat yang berjudul Quarter Life Crisis Pada Masa Dewasa Awal Di Pekanbaru Tahun 2020 bahwa Quarter Life Crisis adalah sebuah istilah yang berkaitan dengan tahap perkembangan sosioemosional manusia. Krisis seperempat abad, begitu pengertian istilah ini yang memang berkaitan dengan individu yang berusia seperempat abad, usia 25 tahun. Menuju usia 25 tahun, individu biasanya  telah menghadapi kehidupan baru seperti pekerjaan, status pernikahan, dan perubahan pola  pikir yang lebih matang  dari  remaja menuju  dewasa. Sebagian besar orang tidak sadar mereka sedang mengalami Quarter Life Crisis dengan permasalahan-permasalahan yang sedang mereka alami. Quarter Life Crisis ini terkadang membuat emosi tidak labil dengan tekanan yang berbeda pada setiap individunya. Sehingga banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan mental bahkan psikomatis ketika belum bisa menghadapi dan melewatinya. Sehingga Quarter Life Crisis ini bukanlah suatu hal yang sepele dan mudah, akan tetapi ini adalah pijakan kehidupan untuk lebih kuat di masa depan jika sudah melewatinya.

kreativv.com
kreativv.com

Sangat berat menahannya, sebaiknya refleksi secara mandiri atau menceritakannya?

Tak bisa dipungkiri ketika Quarter Life Crisis ini melanda, semua orang akan merasa bahwa mereka ada dalam titik terendah dalam hidupnya, dimana kehilangan seluruh semangat dalam mengerjakan banyak hal. Terkadang bingung memulai kembali dari mana. Baiknya jika kalian merasa nyaman bercerita, maka ceritakanlah kegelisahan yang kalian rasakan, sehingga mengurangi beban sesak di dada yang disebabkan banyak menahan tekanan dalam jiwa. Dengan menceritakan secara perlahan, secara tidak langsung kalian sedang membangun jalan, menyusun sistematis permasalahan yang sekiranya perlu ditangani dan diselesaikan secara berurutan. Dengan catatan, carilah kerabat atau pendengar yang baik, dimana ia tidak menghakimi, dan mampu berempati. Jika mereka pendengar yang baik, maka sebagian besar dari mereka akan mendengarkan dengan seksama, dan cenderung tidak akan terlalu banyak menasehati. Karena mereka paham betul, sebenarnya kalian sudah tau solusi dari permasalahan kalian sendiri. Hanya saja perlu menyusun dan memetakannya kembali, karena terlalu rumit alurnya dalam kepala. Dari sinilah building case dimulai, Quarter Life Crisis akan kalian hadapi dan selesaikan dengan solusi yang kalian susun secara perlahan dengan cerita yang sudah kalian curahkan. Jangan pernah merasa membebani orang lain dengan ceritamu, selagi kalian menceritakannya dengan baik dan berusaha untuk bangkit, dukungan dari mereka pun tidak akan pernah putus. Selain itu mereka akan sangat merasa terhormat dapat menjadi salah satu orang yang kalian percaya untuk berbagi cerita dan perjuangan kalian untuk bangkit dari keterpurukan. 

www.dreamstime.com
www.dreamstime.com

Jika kalian memang orang yang cenderung sulit cerita secara langsung pada orang lain, kalian bisa mencoba alternatif lain yaitu dengan jurnaling. Menceritakan masalah dan perasaan yang kalian rasakan dengan mengungkapkannya lewat tulisan sederhana mulai dari 1000-2000 kata perharinya. Kalian bisa curahkan melalui tulisan secara langsung dalam buku maupun bentuk note digital. Sama seperti tadi, dimana output yang diharapkan adalah memetakan permasalahan yang jika hanya dipikirkan saja akan terasa rumit di kepala.

Selain itu kalian bisa mulai banyak membaca buku mengenai kehidupan dan motivasi psikologis agar lebih kuat dalam menghadapi segala permasalahan, selain itu manfaatnya adalah membentuk pola pikir yang lebih positif. Dan alternatif terakhir yang bisa kalian coba jika tidak bisa menceritakan secara langsung kepada orang lain, adalah dengan mencoba membantu orang lain dari hal sederhana. Tidak dapat dipungkiri, ketika kita dapat membantu orang lain, kita akan merasa berguna dan merasa memiliki arti penting bagi kehidupan manusia. Sehingga mendapat semangat untuk bisa lebih kuat dan dapat membantu sesama walau hanya melalui senyum dan kata positif sebagai penyemangat mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun