Mohon tunggu...
Nisa Khoiriyah
Nisa Khoiriyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mulailah tanpa kata nanti.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Banyak Bertanya? Benarkah

12 Juni 2019   22:36 Diperbarui: 12 Juni 2019   22:43 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pola pikir rakyat Indonesia perlu diubah. Bukan seluruh rakyat, lebih tepatnya segelintir manusia yang menghuni bumi nusantara dengan segala kekayaan alamnya. Pola pikir tersebut besar kaitannya dengan sikap orang orang yang gampang merasa cukup atas hal hal yang bersifat informatif. Beberapa dari rakyat Indonesia tidak memproses informasi yang diterimanya melalui berbagai sumber seperti media sosial, dan sebagainya. Rakyat tersebut merasa telah cukup dengan hanya membaca highlight atau sebut saja sinopis kalau dalam buku tanpa menyelami buku tersebut secara keseluruhan. Hal demikian mengakibatkan beberapa orang gampang termanipulasi dan terkesan tidak memiliki pendirian yang kuat.  Mungkin ini terkesan sangat subjektif, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran yang seperti masih menyebar luas di beberapa kalangan. 

 Hal demikian tidak semerta merta dapat dijadikan suatu simpulan bahwa rakyat Indonesia memiliki Mindseet yang buruk. Tidak! Hanya saja ada beberapa aspek dan pemicu yang mengakibatkan rakyat tersebut tidak dapat memaksimalkan dan mengorganisir pola pikirnya. Entah aspek tersebut datang dari mana, dan disebabkan oleh apa. Yang pasti hal tersebut harus segera di tangani demi terciptanya manusia manusia yang lebih 

Entah mengapa, masalah ini langsung menyeret saya menuju suatu peristiwa yang hingga saat ini masih dilakukan oleh beberapa orang pada saat mereka ingin tahu atau kepo sehingga mereka giat mempertanyakan sesuatu itu. Dengan dasar inilah muncul suatu tanda tanya besar yang saya pergunakan sebagai judul untuk mewakili tulisan ini. "Banyak bertanya" masih menjadi suatu misteri yang harus dipangkas tuntas dengan segera. Pada saat saya bersekolah dulu, saya merasa banyak orang yang terkesan risih atau tidak suka jikalau seseorang bertanya kepada guru mengenai pelajaran. Siswa yang sering bertanya pada saat itu merasa siswa lain menganggapnya sangat aneh dan terkadang memarahi si penanya karena waktu yang digunakan untuk bertanya memotong waktu istirahat atau menunda waktu pulang. Entah hal ini dibenarkan ataupun sebaliknya, yang pasti, setiap orang memiliki pandangan berbeda beda mengenai hal tersebut. 

Jika berpedoman pada buku Dunia Sophie yang telah dialih bahasakan menjadi bahasa Indonesia, ada satu bagian yang menatik intensi saya. Pada saat Sophie berkata kepada ibunya setelah ia menayakan beberapa kejanggalan yang ada di sekitarnya bahwa ibunya terlalu terbiasa dengan segala sesuatu yang ada di dunia sehingga tidak ada lagi yang membuat ibunya heran. Dapat disimpulkan bahwa sang ibu telah menjadi pribadi yang gampang merasa cukup akan segala sesuatu yang ada disekitarnya tanpa mencari tahu lebih banyak lagi. 

Sifat demikian, nyatanya tidak lahir begitu saja melainkan melalui proses yang panjang dari masa kanak kanak hingga beranjak dewasa. Dari beberapa penelitian yang telah disiarkan oleh beberapa tulisan dinyatakan bahwa rasa keingin tahuan seseorang yang menimbulkan banyak tanda tanya itu berkaitan dengan masa kecilnya. Pada saat kecil, beberapa orang tua cenderung memberhentikan anaknya ketika samg anak mulai mengajukan banyak pertanyaan. Bahkan beberapa dari orang tua ada yang tidak meladeni anak mereka. Hal sekecil dan sesepele ini, nyatanya dapat menimbulkan suatu pola ataupun doktrin dipikiran mereka yang membuat mereka malas menanyakan sesuatu karena rasa keingintahuannya tidak dijawab dan beberapa juga terkesan diabaikan. Sehingga muncullah pola pikir yang seperti sekarang ini. Dimana seseorang merasa cukup atas informasi yang diterimanya tanpa mempertanyakan minimal 5 W dan 1 H untuk mengechek informasi tersebut. 

Malu bertanya,  sesat dijalan. Kenyataannya, ketika seseorang malu atau takut untuk menanyakan sesuatu akan membuat mereka menjdai malas dan gampang merasa puas akan segala sesuatu yang diterimanya. 

Menurut pembaca? Apakah pola pikir dan kebiasaan bertanya berkaitan erat? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun