Serang, 12 Agustus 2025 -- Provinsi Banten mencatat penurunan angka kemiskinan yang tipis berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025. Endayani menyatakan Meski menunjukkan tren positif, kemiskinan tetap menjadi tantangan berat dengan jumlah penduduk miskin yang masih signifikan dan memerlukan solusi komprehensif. Bagaimana kemudian Data Terkini Kemiskinan Banten (BPS Maret 2025): menyatakan dari Jumlah Penduduk Miskin: 745.000 jiwa (turun sekitar 16.000 jiwa dibanding Maret 2024). Persentase Penduduk Miskin: 6,35% (turun dari 6,53% pada Maret 2024). Perbandingan Nasional: Angka kemiskinan Banten masih sedikit di atas rata-rata nasional yang berada di kisaran 6,10% (per Maret 2025). Tren Penurunan terjadi secara bertahap dalam beberapa periode terakhir, mencerminkan dampak pemulihan ekonomi pasca pandemi dan berbagai program bantuan sosial.
Endayani Juga menganalisis Penyebab Kemiskinan di Banten beberapa faktor kunci penyebab kemiskinan di Banten meliputi:
Ketimpangan Ekonomi Regional: Pembangunan terkonsentrasi di wilayah barat (Tangerang Raya, Cilegon) yang padat industri. Sementara wilayah timur dan selatan (Pandeglang, Lebak, sebagian Serang) tertinggal dengan akses terbatas ke lapangan kerja formal dan infrastruktur dasar.
Kualitas Tenaga Kerja & Pengangguran: Meski memiliki angka pengangguran terbuka (TPT) yang relatif rendah (sekitar 5,5%), masalah utama adalah underemployment (pekerja tidak penuh) dan rendahnya keterampilan tenaga kerja di sektor informal. Banyak penduduk hanya bekerja serabutan dengan upah rendah.
Ketergantungan Sektor Informal: Perekonomian Banten banyak ditopang sektor informal (perdagangan kecil, jasa, pertanian tradisional) yang rentan terhadap guncangan ekonomi dan memberikan pendapatan tidak stabil.
Inflasi & Harga Pangan: Kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama beras dan bahan pangan lainnya, sangat memberatkan rumah tangga berpendapatan rendah. Daya beli mereka mudah tergerus inflasi.
Akses Pendidikan & Kesehatan Terbatas: Di daerah tertinggal, akses terhadap pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan dasar masih menjadi kendala, menghambat mobilitas sosial dan meningkatkan kerentanan.
Endayani yang Juga Dosen ilmu politik UNIVERSITAS BINA BANGSA coba memberikan Solusi yang Diperlukan:
Mengatasi kemiskinan di Banten memerlukan pendekatan multidimensi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, serta sektor swasta dan masyarakat. Berikut beberapa solusi krusial:
Pemerataan Pembangunan & Investasi:
Fokus pada pembangunan infrastruktur (jalan, listrik, air bersih, internet) di wilayah timur dan selatan (Pandeglang, Lebak).