Mohon tunggu...
ana karlina
ana karlina Mohon Tunggu... Social Media Spesialist

I have extensive experience managing various social media platforms, including Facebook, Instagram, and TikTok. I'm familiar with the algorithms of each platform and can develop tailored strategies for each. I possess the ability to analyze data and conduct market research to identify trends and opportunities. For example, I conducted user engagement analysis to understand audience preferences and optimize content accordingly.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Ada Apa Dengan Jakarta ? Kenapa Sejumlah Perusahaan Terapkan WFH Hari Ini ?

1 September 2025   22:33 Diperbarui: 1 September 2025   22:33 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pada hari ini, Jakarta tidak sepenuhnya WFH (Work From Home) secara serentak seperti saat pandemi COVID-19, namun kebijakan ini diberlakukan di sejumlah perusahaan dan instansi sebagai langkah antisipatif dan respons terhadap situasi terkini di ibu kota. Kebijakan ini bukan sekadar imbauan biasa, melainkan cerminan dari dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang tengah berlangsung, yang menuntut fleksibilitas dan adaptasi dari seluruh pihak. Keputusan ini diambil oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebagai respons atas aksi unjuk rasa besar-besaran yang terjadi beberapa hari terakhir. Aksi tersebut, yang berpusat di beberapa titik strategis, berpotensi menimbulkan kemacetan parah, penutupan jalan, bahkan potensi kericuhan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.

Penyebab utama dari diberlakukannya WFH adalah untuk menjaga keselamatan dan kelancaran mobilitas para pekerja. Demonstrasi yang melibatkan ribuan massa di area-area seperti sekitar Gedung DPR/MPR, Monas, atau Bundaran HI, tidak hanya mengganggu arus lalu lintas, tetapi juga menciptakan ketidakpastian bagi mereka yang harus bepergian ke kantor. Perusahaan yang berada di area-area tersebut berisiko tinggi menghadapi hambatan akses, baik bagi karyawan maupun operasional logistik. Dengan WFH, risiko-risiko ini dapat diminimalisir. Karyawan tidak perlu khawatir terjebak dalam kemacetan yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam, atau bahkan berhadapan dengan situasi yang tidak diinginkan.

Kebijakan ini juga menunjukkan langkah proaktif dari pemerintah daerah dalam mengantisipasi dampak dari ketegangan sosial. Alih-alih menunggu situasi memburuk, Pemprov DKI Jakarta, melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi), mengambil langkah preventif dengan mengimbau perusahaan untuk mengaktifkan kembali mekanisme kerja jarak jauh. Imbauan ini sangat penting karena memberikan landasan hukum dan moral bagi perusahaan untuk mengambil keputusan yang sama tanpa khawatir melanggar peraturan. Ini juga menunjukkan adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dan sektor swasta dalam menghadapi tantangan bersama.

Meskipun WFH pada hari ini tidak sekala masif seperti saat pandemi, dampaknya tetap terasa. Dari sisi ekonomi, kebijakan ini dapat mengurangi aktivitas di sektor transportasi umum dan swasta. Restoran, kafe, dan gerai makanan yang biasanya ramai di jam makan siang sekitar perkantoran mungkin mengalami penurunan penjualan. Namun, di sisi lain, kebijakan ini justru dapat meningkatkan produktivitas karena waktu yang biasanya terbuang di jalan dapat dialokasikan untuk pekerjaan. Karyawan yang tidak stres karena macet cenderung lebih fokus dan efisien dalam menyelesaikan tugas mereka.

Secara sosial, WFH juga memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk memiliki keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi yang lebih baik. Mereka dapat memulai hari tanpa terburu-buru, dan memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga atau beristirahat. Ini adalah salah satu keuntungan dari fleksibilitas kerja yang telah dipopulerkan selama pandemi, dan kini kembali dimanfaatkan dalam konteks yang berbeda. Namun, tantangan tetap ada, terutama bagi sektor yang memerlukan kehadiran fisik, seperti manufaktur, pelayanan publik, atau ritel. Perusahaan-perusahaan ini mungkin harus beradaptasi dengan kebijakan yang berbeda, atau beroperasi dengan jumlah staf yang lebih sedikit.

Disnakertransgi DKI Jakarta tidak hanya mengimbau, tetapi juga meminta perusahaan untuk melaporkan pelaksanaan WFH ini melalui tautan resmi yang telah disediakan. Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah ingin memiliki data yang akurat mengenai seberapa luas kebijakan ini diterapkan. Data ini nantinya bisa digunakan untuk evaluasi dan perencanaan di masa depan. Misalnya, jika situasi serupa kembali terjadi, pemerintah bisa merumuskan kebijakan yang lebih terstruktur dan efektif.

Sejumlah perusahaan besar di Jakarta terlihat telah menanggapi imbauan ini dengan cepat. Pengumuman internal sudah disampaikan kepada karyawan sejak semalam. Sebagian besar dari mereka tidak keberatan karena infrastruktur dan sistem yang mendukung WFH sudah tersedia sejak pandemi. Bagi sebagian besar karyawan, ini adalah sebuah kelegaan. Mereka tidak perlu menghadapi risiko keamanan dan kemacetan yang tak terduga. Ini adalah bukti bahwa konsep kerja fleksibel telah menjadi bagian integral dari dunia kerja modern, dan dapat diadaptasi untuk berbagai situasi.

Pada akhirnya, kebijakan WFH hari ini adalah sebuah respons yang relevan dan proaktif dari Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi tantangan yang kompleks. Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada penanganan demonstrasi itu sendiri, tetapi juga memikirkan dampaknya terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat. Dengan mengedepankan keselamatan dan kelancaran, pemerintah berharap Jakarta dapat tetap berdenyut meskipun dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Ini adalah contoh yang baik dari bagaimana teknologi dan fleksibilitas kerja dapat digunakan sebagai alat untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi.

Langkah ini juga membuka mata kita bahwa di era modern, produktivitas tidak selalu harus diukur dari kehadiran fisik di kantor. Fleksibilitas kerja dapat menjadi solusi cerdas yang menjaga roda ekonomi tetap berputar, sambil melindungi kesejahteraan dan keamanan para pekerja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun