Mohon tunggu...
Anak Sleman
Anak Sleman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola

PSS dan Piala Kemerdekaan

24 Juli 2015   23:36 Diperbarui: 24 Juli 2015   23:36 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Bertahun menjalani, lelah ini tak terasa lagi. Hari berganti hari, masih ada keinginan hati. Sebuah kehormatan mengawalmu pahlawan, untuk slalu berjuang mewujudkan harapan. Percaya kita rayakan kawan. Demi satu nama kebanggaan di dada, kan kuberi segalanya, super elang jawa jadilah juara. Kukorbankan segalanya. Sampai kau bisa.

Saya mengawali tulisan ini dengan mendengarkan lagu "Sampai kau bisa" dari Neckemic Buos, dan mencoba meresapi liriknya.
Tulisan ini saya buat, dikarenakan melihat gejolak yang terjadi pada sleman fans terkait persiapan PSS dan segala komponen di dalamnya dalam menyongsong Piala Kemerdekaan.

Cerita berawal dari tidak adanya geliat PSS setelah pembekuan PSSI oleh menpora, diikuti oleh sanksi dari FIFA ( yang sebenarnya, tidak sebegitu menakutkan, terutama untuk sang kebanggan; PSS Sleman). Persiapan berbulan-bulan yang begitu meyakinkan kandas begitu saja. (Belum) saatnya terbang tinggi. Launching tim yang begitu mewah di halaman depan JCM menjadi "muspro".

Terdengar dari media, konflik PSSI dan Menpora sudah sampai pada titik dimana keduanya berencana mengadakan tournament. PSSI dengan Piala Indonesia Satu, dan Menpora dengan Piala Kemerdekaan. Hal ini tentu saja terbaca di timeline Sleman Fans.
Desakan Sleman Fans untuk mengikuti Piala Kemerdekaan mengalir seperti izin hotel dan perumahan di daerah sleman, begitu deras dan tak terbendung. Mengingat saat itu kubu menpora sedang berada di atas angin. Kita tidak melihat fakta bahwa sudah ada berkas di PTUN Jakarta yang tidak lama setelah itu memenangkan PSSI. Pembekuan PSSI oleh menpora tidak sah secara hukum!! keadaan begitu cepat berbalik, seperti keberadaan ugiex, sang striker seterika.

Desakan dari Sleman Fans langsung di respon oleh jajaran PT Putra Sleman Sembada. Dengan izin Pak Soekeno (selaku pemilik dana cash terbesar di lingkup sepakbola sleman), PSS memantapkan diri untuk mengikuti Piala Kemerdekaan, dan akan segera mempersiapkan tim. Berita ini diyakinkan dengan adanya twit "makCruink" dari kitman Surya Kuda yang beberapa saat lalu sempat melego beberapa koleksi jerseynya. Hal ini tentu saja membuat Sleman Fans gembira.

Satu hal yang menjadi blunder sleman fans (dan saya sendiri), adalah mengira bahwa Piala Kemerdekaan mempunyai format full kompetisi dengan fixture home away, seperti halnya Piala Polda Jateng ( yang sampai saat ini belum jelas endingnya).Ternyata, Piala Kemerdekaan mempunyai regulasi bersifat home tournament, dan PSS "dilempar" ke group jawa timur, dengan Stadion Bangkalan Madura sebagai venue ( kabar terakhir, venue group D dipindahkan ke Madiun). Keinginan Sleman Fans (yang hanya jago kandang seperti saya) untuk meihat kebanggan bertanding dengan klub selevel di MIS langsung sirna. Namun bagi SlemanFans yang sudah terbiasa melakukan awayday, tentu saja malah akan menambah pengalaman bagi mereka.

Sebelum lebaran, PT PSS menyatakan akan mengikuti Piala Kemerdekaan yang akan kickoff pada 1 Agustus ( kemudian direvisi menjadi 2 Agustus). Hal ini berarti bahwa persiapan yang sangat sangat mepet, (bahkan) tidak ada satu bulan. Tidak bisa dibandingkan dengan saat PSS mempersiapkan musim kompetisi 2013/2014, atau 2014/2015. Persiapan yang memakan waktu hampir 4 bulan. Apa hasil dari persiapan yang sangat mepet ini ? Tidak begitu buruk sebenarnya, pemain-pemain "eks" PSS yang sedang berdomisili di Jogja dan sekitarnya dipanggil untuk mengikuti latihan perdana. Ada nama Fachruddin, Rasmoyo, SNC, Busari, Nova Arianto, WTN, Johan Arga, Ugiex, bahkan idola saya; Tri Handoko menginjak rumput MIS sore itu. Tidak begitu buruk seketika menjadi "sangat buruk" ketika daftar "pemain bintang" tersebut rontok satu demi satu, dan hanya menyisakan Busari dan Nova Arianto di latihan perdana Kamis, 23 Juli 2015.
Respon dari Manajemen (?) terkait rontoknya kerangka tim PSS tersebut adalah dengan memanggil pemain-pemain "eks" PSS (again) di posisi-posisi yang kosong. Sebut saja Agung Suprafit di posisi striker, sang enterpreuner lincah Dicky P di posisi winger, Taji Prasethio di Posisi bek, si anak hilang Musafri, master Kick n Proll Elvis Nelson di belakang, dan pemain veteran Wawan Widyantoro yang membawa beberapa orang temannya. Line up yang tidak begitu buruk, sebenarnya.

Mungkin ini hal yang paling penting dan paling sensitif di tulisan ini. Dalam hal ini saya mempunyai pendapat yang agak berbeda dengan teman-teman dari BCSxPSS1976.
Loyalitas di Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti Kepatuhan, Kesetiaan. Kata benda yang sangat erat hubungannya dengan Supporter. Loyalitas di kalangan Supporter secara sederhana bisa diartikan dengan mendukung klub kebanggan dimanapun dan dalam keadaan apapun.
Di era sepakbola modern sekarang, kata loyalitas di mata manajemen bisa dibaca  menjadi eksploitasi, yang tentu saja memiliki arti yang sangat berbeda.

Kembali ke PSS. Sleman Fans menjadi sumber dana tunggal untuk menghidupi PSS sudah menjadi hal yang rutin dilakukan oleh jajaran manajemen (siapapun itu) sejak APBD haram digunakan untuk sepakbola. Haram adalah Haram, walaupun dana APBD itu diwujudkan dalam bentuk dana Hibah.
Jadi, Sleman Fans menjadi sumber duit untuk PSS adalah fakta, setidaknya itulah yang kita ketahui di permukaan. Karena memang tidak pernah ada transparansi dari manajemen. Dalam hal ini saya setuju dengan mas admin BCSxPSS1976, no doubt about that. Transparansi dana (dan susunan PT PSS) yang tidak pernah dilempar ke publik.

Dalam Piala Kemerdekaan ini, skenarionya adalah home tournament. PSS akan bermain di Madiun, dan akan berhadapan dengan Madiun Putra FC, Satepam, Persebo, Persatu FC, Persekap. Jawa Timuran.
Pertanyaan berikutnya, adalah darimana dana yang untuk menutupi operasional tim (biaya hotel, konsumsi, transportasi, dan tentu saja gaji pemain). Sebelumnya saya minta tolong, jangan menjawab dari SPONSOR. Karena itu sama halnya mengharapkan mencari jersey PBFC di Galeria Mall, ora bakal ono. Ada 2 jawaban lain yang mungkin diberikan, dari uang tiket pre-tournament, dan sokongan dana dari Tim Transisi ( 50 Juta per match). Dua point tersebutlah yang memang bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan tim. Uang Match Pre-tournament pun tidak akan seberapa banyak, dengan perkiraan hanya 100 juta dalam 2 match (versus Magelang all star dan Persak/Godean All Star).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun