Mohon tunggu...
Auliana Magfiroh
Auliana Magfiroh Mohon Tunggu... Lainnya - On !!

Jujur yang berseni

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Preventif KDRT: Pemahaman Dasar terhadap Konseptualisasi Relationship

14 Februari 2023   23:39 Diperbarui: 14 Februari 2023   23:43 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Inti dari sebuah buku karya Jhon Donne yang berjudul No Man Is an Island adalah sosialitas kehidupan manusia dimana tidak ada satu orangpun yang mampu hidup sendiri dan merupakan sebuah kewajaran bahwa didalam kehidupan, manusia sangat membutuhkan suatu hubungan. Semua orang pasti sepakat bahwa hubungan merupakan kesinambungan berdasarkan keselarasan dua orang atau lebih dimana satu sama lainnya menerima apa-apa yang dibutuhkan, baik dalam segi primer, sekunder, jasmani maupun kebutuhan rohani. 

Hal tersebut membuktikan bahwa manusia bukanlah mahluk hidup yang teralienasi, sehingga disetiap lini kehidupannya terdapat sebuah relasi yang tidak hanya dengan sesama manusia melainkan lebih daripada itu relasi manusia juga berhubungan dengan sang pencipta, hewan, tumbuhan bahkan benda-benda mati yang mengelilingi disekitar keberadaannya.

Keberadaan hal apapun saja tentu memiliki sebuah norma didalamnya, begitupun dengan sebuah hubungan. Norma yang melingkupi sebuah hubungan memiliki salah satu tujuan atau suatu pencapaian yakni sebuah keharmonisan dalam hubungan itu sendiri, namun banyak sekali fenomena saat ini yang bisa kita lihat bahwa manusia mengalami kesulitan atau bahkan enggan membangun relasi timbal balik yang mana hal tersebut mampu menciptakan keharmonisan. 

Disharmonisasi dalam suatu hubungan mempunyai banyak sekali efek negative pada masing-masing individu, dan hal tersebut bukanlah suatu hal yang diharapkan bagi semua manusia. Namun terkadang secara tidak sadar, manusia kurang mampu menahan sifat egosentris yang dimilikinya, memang secara alamiah manusia memiliki kebebasan kehendak dalam mengambil keputusan demi terwujudnya keinginan yang bahkan hal itu sangat wajar ketika seorang individu memaksimalkan kemampuannya agar mendapatkan hubungan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi disatu sisi manusia harus menyadari bahwa apa yang pantas dilakukan terhadap mahluk infra-human sejatinya tidak pantas dilakukan terhadap sesama manusia, misalnya anjing peliharaan yang selalu didoktrin dan dipaksa untuk patuh terhadap majikannya sehingga terciptalah mentalitas anjing yang selalu menuruti perintah maupun kode-kode dari seorang majikan, lantas apakah hal tersebut wajar jika diterapkan kepada manusia ?! 

Tentu tidak, namun tidak jarang kita temui manusia yang mengedepankan sifat egosentris dibanding menghargai manusia lainnya, dalam hal ini filsuf Thomas Hobbes membahasakan manusia dengan sebutan Homo Homini Lupus yakni manusia adalah srigala bagi manusia lainnya.

Akhir-akhir ini sering kita jumpai berita-berita dan wacana kekerasan dalam rumah tangga di berbagai platform digital, secara mendasar semua memahami bahwa mustahil didalam sebuah hubungan tidak ada pertengkaran, karena alaminya hubungan terjalin dari dua orang yang berbeda dengan pemikiran dan keinginan yang berbeda pula, maka dari situlah terjadi perbedaan-perbedaan dalam setiap lini perjalanan kehidupan yang dilalui bersama, namun apakah harus sampai pada tindak kekerasan ketika menghadapi sebuah permasalahan ?! kita tidak bisa mengklaim bahwa faktor utama yang menyebabkan KDRT adalah perselingkuhan, faktanya di beberapa media kita menemukan tindak kekerasan yang disebabkan oleh berbagai hal, bisa saja disebabkan oleh faktor ekonomi, faktor komunikasi dan banyak lagi faktor lainnya.

Fatalnya dampak dari munculnya KDRT dalam sebuah hubungan adalah si pelaku KDRT mendapat ancaman hukuman berupa pasal-pasal yang telah ditetapkan dalam undang-undang, mengetahui hal tersebut bukankah menjadi sebuah keharusan atas kesadaran masing-masing individu untuk dapat mencegah perilaku KDRT. Untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya KDRT,disini saya akan mengajak menyelami pemikiran dari Martin Buber tentang relasi manusia dengan teori relasinya yakni "aku-engkau" dan "aku-itu", dari dua relasi tersebut kita bisa merinci kata perkatanya demi mendapatkan makna yang paling dasar yakni "aku-engkau" merupakan konsep personal dengan realisasi sedangkan "aku-itu" merupakan konsep personal dengan obyektifikasi.

Berbicara tentang hubungan, maka konsep relasi "aku-engkau" akan sangat sesuai menjadi bahan dasar pembahasan. Dalam hal ini, kita akan coba menyadari suatu hal yang sangat dasar bahwa konsep "aku-engkau" merupakan konsep relasi mencintai terhadap orang lain dan juga mengakibatkan hubungan timbal balik sehingga ketika kita melakukan kebaikan maka sejatinya kita juga mendapatkan kebaikan, dan ketika kita melakukan keburukan terhadap orang lain maka kita harus terima jika dilain waktu kita mendapati perilaku demikian dari orang lain, disini kita harus meyakini bahwa relasi "aku-engkau" secara sengaja mengajarkan sebuah sikap bahwa kita sebagai manusia tidak diperkenankan menuruti sifat egosentris yang alaminya memang ada dalam diri kita, lebih dari itu konsep relasi "aku-engkau" merupakan sebuah konsep memilih dan dipilih yang tidak hanya sekedar dipengaruhi oleh keterlibatan perasaan saja melainkan sebuah rahmat sehingga didalam diri "engkau" aku menemukan aku yang lain dan didalam "diriku" engkau menemukan dirimu yang lain. Tentu saja dalam hal ini ketika terjalin relasi "aku-engkau" dan secara sengaja atau tidak sengaja "engkau" yang dalam pengertiannya adalah orang lain merasa tersakiti oleh perilaku dari "aku" maka sejatinya aku telah menyakiti diriku sendiri, karena seorang individu yang memahami konsep "aku-engkau" pasti akan menilai kehadiran orang lain yang terjalin dalam suatu hubungan dengannya sebagai rahmat dari cerminan sifat kasih sayang Tuhan dalam bentuk cinta, oleh sebab itu sangat tidak layak jika seorang individu dapat memahami hal yang mendasar ini mampu melakukan perilaku KDRT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun