Mohon tunggu...
Auliana Magfiroh
Auliana Magfiroh Mohon Tunggu... Lainnya - On !!

Jujur yang berseni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Internalisasi Nilai-Nilai Pesantren dalam Budaya

7 Juni 2020   11:06 Diperbarui: 7 Juni 2020   11:18 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Internalisasi pada dasarnya adalah sebuah proses menanamkan nilai-nilai yang ada menjadi perilaku sosial sehari-hari. Perilaku sosial cenderung identik dengan cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok orang atau sekelompok golongan. Kecenderungan tersebut tentunya akan terus mengalir dari satu generasi ke generasi lainnya hingga menjadi sebuah budaya. Maka dari itu, nilai-nilai pesantren yang menjadi acuan dalam kecenderungan perilaku sosial bisa kita katakan sebagai internalisasi nilai-nilai pesantren dalam budaya.

Nilai-nilai yang dikembangkan oleh pondok pesantren selalu bersumber dari Al-Quran dan hadits sehingga yang didapati adalah nilai-nilai keluhuran seperti akhlakul karimah, dedikasi dan loyalitas, amanah dan tanggung jawab, serta toleransi dan tenggang rasa. Selebihnya ada banyak sekali nilai luhur yang dikembangkan oleh pondok pesantren. Nilai-nilai luhur tersebut diharapkan bisa mengalir ke jiwa santri, sehingga setiap santri bisa menginternalisasikan nilai-nilai yang didapat kedalam perilaku sosial masyarakat sehari-hari sampai membudidaya disetiap jiwa masyarakat demi terwujudnya perilaku sosial yang luhur.

Lantas bagaimana cara menginternalisasikan nilai-nilai pesantren kedalam budaya ?! Ada banyak sekali cara yang bisa dimanfaatkan dalam proses internalisasi, namun yang terpenting adalah penanaman nilai-nilai luhur yang ada kedalam diri sendiri seperti bersikap dan bertata krama yang baik. Jika dirasa jiwa dan raga sudah mengandung nilai-nilai luhur yang terdapat di pesantren maka proses internalisasi nilai-nilai pesantren kedalam budaya akan lebih mudah.

Seperti yang kita tahu, masyarakat cenderung mengambil suatu pelajaran lewat apa yang mereka lihat ntah itu sikap, cara bicara, atau norma. Hal ini membuktikan bahwa dalam merubah nilai-nilai kebudayaan yang dirasa kurang apik menjadi nilai-nilai kebudayaan yang luhur dan mengacu pada Al-Quran hadits tidak cukup haya menggunakan kata atau nasihat, mengimplementasikannya dalam perilaku jauh lebih penting karna memang tabiat manusia dalam mencontoh suatu hal adalah cenderung memperhatikan tindakan daripada hanya sekedar mendengar tausiyah dan semacamnya.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa peran santri dalam proses penginternalisasian nilai-nilai pesantren kedalam budaya sangatlah penting. Maka, dalam hal ini dibutuhkan santri yang cerdas, cerdas dalam bersikap, cerdas dalam bertindak dan juga cerdas dalam merespon setiap hal yang tidak stagnan dalam tatanan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun