Mohon tunggu...
Amry Muhammad
Amry Muhammad Mohon Tunggu... Lainnya - Urban and Regional Planning

Urban and Regional Planning Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan, Masalah Terbesar?

10 Desember 2017   22:25 Diperbarui: 10 Desember 2017   22:26 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya (Ki Hajar Dewantara)dan juga sebagai upaya mengimplementasikan isi dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.P

endidikan menjadi sesuatu yang penting dikarenakan berbagai hal,seperti persiapan dalam menghadapi peristiwa di tahun 2045,dimana akan terjadi bonus demografi dan generasi muda sekaranglah yang akan menjadi pelaku di tahun tersebut.Pendidikan yang diharapkan menjadi poros perubahan,nyatanya belum sepenuhnya terwujud.

Masalah pendidikan adalah satu diantara bayaknya masalah kependudukan yang terjadi di indonesia.Pendidikan diyakini memiliki keterkaitan dengan masalah-masalah kependudukan lainnya seperti kemiskinan dan pengangguran.Maka dari itu,Pemerintah berusaha memperbaiki kualitas pendidikan dengan menambah jumlah sekolah yang ada. 

Dari data Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2016/2017 jumlah sekolah Indonesia mencapai 193.246. Jumlah itu terdiri dari 147.503 Sekolah dasar (SD), 37.763 sekolah menengah pertama (SMP),13.144 sekolah menangah atas (SMA),dan 13.236 sekolah menengah kejuruan (SMK).

Dari Jumlah sekolah dasar yang ada,SD negeri sebanyak 132.022 dan SD swasta sebanyak 15.481.Jumlah SMP negeri sebanyak 22.803 dan SMP swasta sebanyak 14.960.Jumlah SMA negeri sebanyak 6.567 dan SMA swasta sebanyak 6.577.Jumlah SMK negeri sebanyak 3.434 sedangkan jumlah SMK swasta sebanyak 9.802.Jika ditambah dengan jumlah madrasah negeri maupun swasta (ibtidaiyah,tsanawiyah dan aliyah) totalnya menjadi 242.583 sekolah.Jumlah ini belum termasuk taman kanak-kanak (TK) dan Sekolah Luar Biasa(SLB).Jumlah ini selalu bertambah setiap tahun seiring dengan tingginya pertumbuhan penduduk.

Jumlah yang terhitung sangat besar bila dilihat dari angka yang mungkin dapat membuat sebagian orang beranggapan bahwa pendidikan indonesia sudah sangat baik.Namun,jika kita telisik lebih jauh fakta yang ada dilapangan,maka akan dijumpai data yang mencengangkan tentang besarnya angka putus sekolah yang terjadi.

Dari data yang dikeluarkan oleh UNICEF tahun 2016 yang dimuat di CNN Indonesia, yakni terdapat 2,5 juta anak indonesia yang tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kemiskinan masih menjadi alasan utama yang tidak hanya meningkatkan angka putus sekolah,tetapi juga merubah pola pandang masyarakat miskin terhadap pendidikan.Selain faktor kemiskinan,adanya ketidakseimbangan antara jumlah SMP,SMA dan SMK dengan jumlah SD yang ada,hal ini membuat peluang putus sekolah menjadi lebih besar.

Pendidikan yang seharusnya ramah dengan masyarakat miskin sejatinya belum sepenuhnya terjadi,program pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada masyarakat miskin belum 100 persen menjamin keberlangsungan pendidikan di Indonesia khususnya di daerah-daerah pelosok.

Angka pengangguran yang sangat tinggi terjadi di indonesia ditengarai akibat rendahnya tingkat pendidikan masyarakat serta kurangnya lapangan pekerjaan yang disediakan.Lalu,apakah kita hanya akan tinggal diam melihat fenomena ini terus berlangsung, dimana negara lain saling berlomba-lomba memperbaiki kualitas masyarakatnya,sementara Indonesia masih berkutat dengan masalah yang sama.

Masalah selanjutnya yang dihadapi oleh Indonesia yaitu kesenjangan sosial,hal ini terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) oleh BPS tahun 2016 yang mengenai harapan hidup,melek huruf,pendidikan dan standar hidup.Kita ambil contoh perbandingan IPM Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 69.74,bila dibandingkan dengan daerah lain yaitu di provinsi Sulawesi Selatan yang indeks pembangunan manusianya adalah 69,76,maka hasilnya relatif berimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun