Mohon tunggu...
kholid amrullah
kholid amrullah Mohon Tunggu... Sales - sales fatih aqiqah

menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Resep dari Nabi Adam

8 Maret 2015   15:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di Kota/Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, ada seorang dokter yang cukup senior. Namanya dr Tatong Harijanto MSc DH. Meski usianya sudah sepuh, dia masih punya semangat saat berbicara terkait tantangan dokter ke depan. Jika sudah bicara soal profesionalisme dokter, Tatong tak segan-segan mengkritik sikap dokter yang tidak ramah kepada pasien. Menurut dia, dokter yang tidak ramah dengan pasien itu  tidak melaksanakan tugas seorang dokter dengan benar. Dokter, kata dia, tidak hanya bertugas mendiagnosa penyakit dan memberikan resep, tetapi juga harus bisa memberikan rasa nyaman kepada pasien.

Menurut dokter Tatong, untuk bisa ’menyembuhkan’ pasien tidak hanya melalui resep obat, tetapi juga dengan komunikasi yang baik. ”Dokter itu harus meniru tukang cukur yang selalu ngajak omong orang yang dicukur,” katanya saat ngobrol dengan penulis di rumahnya beberapa waktu lalu.

Terkait cara berkomunikasi itu, Tatong menceritakan, suatu ketika ada seorang haji yang datang ke tempat praktiknya. Pak Haji itu mengaku telah enam kali ke dokter spesialis, tapi penyakit  diabetesnya tidak juga sembuh. Merasa heran, Tatong memeriksa semua resep yang dibawa oleh pasien itu, dan ternyata tidak ada resep yang salah. ”Saya mau menuruti semua saran dokter asal jangan dilarang makan nasi, bisa mati saya Dok,” ucap Tatong menirukan pasien barunya itu.

Menghadapi pasien yang seperti itu, Tatong tidak menanggapi serius, dia santa-santai saja. Di sela-sela menyiapkan pemeriksaan, dia pun ngajak guyon. ”Ji, Nabi Adam itu umurnya berapa,” pancing Tatong. ”Lho ya panjang Dok, ratusan tahun,” jawab Pak Haji. ”Nabi Adam kira-kira makannya apa ya Ji,” ujar dokter sembari memeriksa pasiennya. ”Buah, ada apa Dok,” tanya pasien. ”Berarti nggak makan nasi yo Ji,” kata dokter. ”Ya jelas tidak tho, siapa yang menanam padi saat itu, belum ada,” jawab pasien penuh semangat.

Lalu Tatong mengatakan, Nabi Adam yang tidak pernah makan nasi saja umurnya panjang dan sehat. Maka, sebagai anak turunnya Nabi Adam, tidak mungkin manusia itu akan mati gara-gara tidak makan nasi. Setelah mendapat cerita Nabi Adam tersebut, lalu Pak Haji terdiam. Namun, dia tetap tidak mau berjanji untuk tidak makan nasi di hadapan Tatong. Setelah diberi resep oleh Tatong, Pak Haji keluar dan pulang dengan wajah sedikit tegang.

Enam minggu kemudian, Pak Haji datang lagi ke dokter Tatong. Saat itu Pak Haji terlihat lebih kurus dan berwajah cerah. ”Awakmu kok tambah ganteng saiki Ji,’ sapa Tatong. ”Sejak sampean cerita Nabi Adam itu, saya tidak makan nasi Dok. Ternyata jadi lebih sehat saya,” katanya dengan logat Madura yang kental. Diam-diam dokter Tatong senang, rupanya apa yang dia ceritakan diikuti oleh pasien. Padahal, dia sendiri mengaku memiliki penyakit yang sama dan tidak kuat menahan untuk tidak makan nasi. ”Sejak itu Mas, saya juga ngikuti pasien saya tidak makan nasi,” ujar mantan dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu sambil tersenyum.(amru_jp@yahoo.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun