Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal MUbarak
Muhammad Iqbal MUbarak Mohon Tunggu... Lainnya - Saya ingin menulis artikel

penggunakan untuk mengupload artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Covid-19 terhadap Ekonomi Indonesia

18 Juni 2021   08:51 Diperbarui: 18 Juni 2021   09:03 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENGARUH COVID-19 TERHADAP EKONOMI INDONESIA

Infeksi Coronavirus merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona (Covid-19) dan menyebabkan gejala utama penyakit pernapasan. Penyakit ini berasal dari Wuhan, China. Penyebaran virus Covid-19 tidak hanya di Wuhan saja, namun menyebar hingga penjuru dunia. Awal virus Covid-19 ini ditemukan pada hewan seperti ular, kelelawar, dan lain-lain. Virus covid-19 ini mulai berkontraksi di masyarakat Indonesia sebelum bulan Februari 2020. Virus tersebut mengalami lonjakan yang sangat dahsyat karena kurangnya pengetahuan tentang virus Covid-19 dan kurangnya protokol kesehatan.

Covid-19 ini berdampak buruk bagi suatu negara dalam bidang perekonomian. Indonesia menjadi salah satu terkena dampak dari Covid-19 ini, pemerintah terus berupaya untuk menstabilkan kembali perekonomian, namun dengan adanya PSBB  atau Pembatasan Sosial Berskala Besar menjadi sedikit terhambat dan banyak perusahaan yang memutuskan untuk mengurangi jumlah karyawannya atau PHK massal. Sebagai salah satu contoh korban PHK  yaitu "Mansyurruman kehilangan pekerjaannya di sebuah pabrik manufaktur mesin-mesin industri dan konstruksi di Sidoarjo, Jawa Timur. Pria berusia 38 tahun ini di-PHK oleh pabrik tempatnya bekerja selama 13 tahun."

Adanya PHK membuat para pencari kerja berpikir dua kali untuk mencari pekerjaan pada masa pandemi ini, banyak perusahaan menutup lowongan perkerjaan karena pendapatan dari setiap perusahaan menurun, meskipun setiap perusahaan memiliki target omzet yang berbeda-beda. Meskipun bantuan dari pemerintah tetap berjalan sampai saat ini masih belum cukup untuk memenuhi sebuah keluarga. Sebagai contoh, "Deri mengatakan bahwa pengeluaran untuk membayar kebutuhan pokok dan biaya sekolah dalam satu bulan bisa mencapai lebih dari satu juta rupiah. Dengan adanya wabah virus corona ini, pendapatan keluarga Deri berkurang drastis lantaran suaminya tidak bekerja dan warung kopinya dilarang buka oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)."

Faktor utama dari penurunan ekonomi di Indonesia adalah Resesi, Resesi ekonomi disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari guncangan ekonomi yang tiba-tiba hingga inflasi yang tidak terkendali.

  • Guncangan Ekonomi Secara Tiba-Tiba
  • Masalah shock yang menyebabkan kerugian finansial yang parah. Contohnya adalah merebaknya virus Covid-19, yang telah membunuh perekonomian di seluruh dunia.
  • Hutang yang berlebihan
  • Ketika individu atau bisnis memiliki terlalu banyak hutang, biaya untuk membayar hutang dapat meningkat ke titik dimana mereka tidak dapat membayar tagihan mereka. Meningkatnya hutang dan kebangkrutan kemudian dapat membalikkan perekonomian.
  • Gelembung Aset 
  • Perekonomian yang buruk akan segera terjadi ketika keputusan investasi di dorong oleh emosi. Pasalnya, investor bisa menjadi terlalu optimis jika perekonomian kuat.
  • Inflasi Terlalu Tinggi 
  • Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik dari waktu ke waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan bakal jadi fenomena yang berbahaya.
  • Perubahan Teknologi 
  • Gelombang peningkatan teknologi hemat tenanga kerja. Revolusi Industri membuat seluruh profesi menjadi usang, memicu resesi dan masa-masa sulit. Saat ini beberapa ekonom khawatir bahwa Artificial Intellegence (AI) dan robot dapat menyebabkan resesi lantaran pekerja kehilangan mata pencarian.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan pandangan yang berbeda dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, terkait dampak virus corona COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Luhut, perekonomian Indonesia masih dianggap yang terbaik di antara negara-negara berkembang lain, baik secara mikro maupun makro meski terdampak pula oleh pandemi COVID-19. Luhut seperti dilansir Antara, bercerita bahwa dirinya telah beberapa kali berkomunikasi dan memaparkan kondisi ekonomi Indonesia kepada Bank Dunia. Termasuk upaya Indonesia dalam memulihkan ekonomi karena pandemi.

Upaya menanggulangi masalah virus Covid-19. Virus ini sangat mudah untuk menular sesama manusia maka :

  • Menggunakan Masker
  • Mencuci Tangan secara Rutin
  • Menjaga Jarak
  • Menjauhi Kerumunan
  • Mengurangi Mobilitas

Dari beberapa argumen diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa perekonomian di indonesia sekarang sedang menurun dan dampak dari pandemi ini sangat besar bagi sebuah perusahaan dan ekonomi keluarga. Pemerintah memberikan setidaknya beberapa bentuk bantuan sosial (Bansos), antara lain BLT (bantuan langsung tunai), bantuan sembako, subsidi listrik, penerima Program Keluarga Harapan, insentif kartu pra kerja dan Indonesia Pintar. Namun, meskipun bansos sudah berjalan masih ada masyarakat yang masih kekurangan, karena tidak adanya penghasilan tetap.

Penyusun,

Muhammad Iqbal Mubarak, Mahasiswa FISIP (Sosiologi)

Universitas Muhammadiyah Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun