Dari lantai 6 hotel Mercury di kawasan Steven Road, Singapura, saya mengintip lewat jendela kamar. Di luar masih gelap. Langit Singapura masih hitam legam. Padahal perasaan saya sudah pagi. Saya tengok jam, pukul 05.45.
Saya baru saja menunaikan salat subuh yang hari ini, selasa 12 November 2019, jatuh pada pukul 05.34 di negeri Singa ini.
Lewat call Whatsapp hubungi Tomi Lebang, tapi ia tak merespon. Mungkin teman saya itu masih meringkuk di balik selimut. Lalu saya beralih ke Buyung Wijaya Kusuma, teman sekamar Tomi Lebang di lantai 5.
Dokumentasi Pribadi
"Ayok jogging, Boy!"Dengan cepat Boy -sapaan akrab Buyung Wijaya Kusuma, menjawab, "Oke, tunggu!"
"Sekarang, saya sudah mau jalan ini!"
"Awwah, tunggulah sejenak," sahutnya.
"Kita ketemu di lobbi sekarang," tegas saya.
"Ok, ok!"
Keluar dari lobbi, saya langsung bilang, "Kita mengarah ke Kopitiam Killiney saja, Boy!"
"Yah, itu mantap," sahutnya. "Tapi kamu yang penunjuk jalan yah? Saya nggak ngerti di mana itu," lanjutnya.