Dalam era kehidupan yang sudah dikelilingi oleh teknologi yang semakin maju, kita jadi terbiasa untuk hidup beriringan dengan perkembangan teknologi yang hadir dalam keseharian. Hal ini berkaitan dengan adanya revolusi industri dan ditandai dengan pada setiap fase revolusinya terdapat penemuan juga adopsi teknologi baru. Berbicara mengenai teknologi tingkat lanjut, ilmu nanoteknologi kerap digunakan dalam berbagai sektor seperti pada bidang manufaktur, diagnosis kesehatan, energi, bahkan pada dunia kecantikan. Nanoteknologi menjadi salah satu pilar penting yang mendorong kemajuan teknologi pada era revolusi industri 4.0 ini.
Nanoteknologi adalah cabang ilmu teknologi yang mempelajari desain, karakterisasi, dan sintesis dalam pengaplikasian bahan yang terukur dalam skala nanometer. Ilmu ini banyak digunakan dalam aspek kehidupan, bahkan sampai dalam bidang kosmetik. Bayangkan kosmetik yang digunakan setiap hari diproduksi dengan inovasi teknologi yang canggih, yaitu menggunakan nanopartikel. Nanopartikel merupakan fragmen kecil dari sebuah materi yang memiliki diameter kurang dari 100 nm. Dengan hadirnya dorongan dari teknologi yang semakin maju, industri kosmetik juga berjalan beriringan dengan memanfaatkan ilmu nanoteknologi yang ikut mengembangkan produk.
Hadirnya revolusi industri menjadikan fokus baru, yaitu efisiensi dan penemuan baru dan secara tidak langsung membuka jalan bagi eksplorasi material pada skala ukuran kecil. Dengan adanya perkembangan ini, sering ditemukan pada banyak produk kosmetik yang terus berinovasi dalam kegunaan, formulasi, juga kandungan pada bahan. Hal ini didukung dengan diimplementasikannya teknologi nano dalam kosmetik. Bahkan sejumlah besar perusahaan kosmetik menyatakan bahwa produk-produk mereka diperkaya dengan berbagai material berukuran kecil seperti fullrene, seng oksida (ZnO), dan titanium dioksida (TiO2). Hal ini dapat dilihat pada L'Oral SA telah mengajukan sekitar tujuh paten untuk pemanfaatan nanopartikel dalam produk kosmetik, yaitu nanoscale partikel TiO2, ZnO, silika, dan karbon hitam digunakan dalam berbagai produk kosmetik mereka.
Penggunaan nanopartikel seperti di atas sudah menjadi kenyataan dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti tabir surya dan pelembab. Keunggulan utama penggunaan nanopartikel dalam kosmetik mencakup daya tahan yang lama dan penyerapan formulasi yang akurat di area aplikasi. Selain itu, seng oksida (ZnO), dan titanium dioksida (TiO2) sering digunakan karena kedua nanopartikel tersebut tidak berminyak, dan TiO2 pada dasarnya merupakan filter UV sehingga sering digunakan dalam tabir surya.
Secara keseluruhan, industri kosmetik memanfaatkan nanomaterial dan nanopartikel secara luas seperti filter UV juga pengawet. Dalam hal ini, masa depan industri kosmetik berbasis nanoteknologi akan terus meneribitkan inovasi baru yang menjanjikan. Namun, sifat karakteristik nanomaterial dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan oleh konsumen. Dengan begitu, seiring dengan berjalannya waktu, sebagau konsumen, tentu akan tumbuh harapan riset-riset baru yang menjadi solusi menjanjikan bagi permasalahan kosmetik dan kecantikan.
Salvioni, L., Morelli, L., Ochoa, E., Labra, M., Fiandra, L., Palugan, L., Prosperi, D., & Colombo, M. (2021). The emerging role of nanotechnology in skincare. Advances in Colloid and Interface Science, 293, 102437. https://doi.org/10.1016/j.cis.2021.102437
E.T. Goh, G. Kirby, R. Jayakumar, X.-J. Liang, A. Tan (2016). Accelerated wound healing using nanoparticles. In M. R. Hamblin, P. Avci, & T. W. Prow (Eds.), Nanoscience in dermatology (hlm. 287–306). Academic Press.
Smijs, T. G., & Pavel, S. (2011). Titanium dioxide and zinc oxide nanoparticles in sunscreens: Focus on their safety and effectiveness. Nanotechnology, Science and Applications, 4, 95–112. https://doi.org/10.2147/NSA.S19419
Widiastuti, N. L. G. K. (2015). Kulit sehat dengan nanoteknologi: Aplikasi nanoteknologi dalam produk kosmetik. Widya Accarya, 4(1). https://doi.org/10.46650/wa.4.1.241.%p
Raj, S., Jose, S., Sumod, U. S., & Sabitha, M. (2012). Nanotechnology in cosmetics: Opportunities and challenges. Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences, 4(3), 186-193