Lihat ke Halaman Asli

Zahrah Khairani

Mahasiswa psikologi yang masih haus akan ilmu

Siswa SD Negeri Ampeldento 1 Menggerakan Kampanye Anti-Agresi

Diperbarui: 23 Maret 2022   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2022 Gelombang 2 oleh Kelompok 66 dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampeldento yang terletak di Desa Bunder, Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kegiatan ini dilakukan selama kurang lebih sebulan lamanya. Permasalahan dalam perilaku agresi pada siswa menjadi perhatian tersendiri dan menjadi salah satu program pengabdian yang dilakukan untuk memfokuskan dalam mengurangi perilaku agresi baik secara verbal maupun non verbal pada siswa melalui psikoedukasi.

Sebagai bentuk tindaklanjut dari kegiatan psikoedukasi yang telah diberikan, siswa diajak untuk berpartisipasi dalam kampanye anti perilaku agresi di lingkungan sekolah pada 2 Maret 2022 lalu. Kampanye ini dikemas dengan cara yang mudah untuk diterima siswa sekolah dasar. "Kegiatan kampanye dengan melibatkan siswa ini dengan menuliskan kalimat-kalimat atau kata-kata yang mengarah untuk mengajak berperilaku baik, kemudian akan di kampanyekan ke kelas-kelas di SD Negeri 1 Ampeldento atau di lingkungan sekolah", jelas Zahrah, koordinator kelompok PMM.

dokpri

Kepala SD Negeri 1 Ampeldento, Julianah Wunut, juga mengungkapkan bahwa terjadi perubahan yang dirasakan setelah belajar secara online selama 2 tahun karena pandemi. "Sering melaksanakan sekolah daring, sehingga siswa terbiasa dengan gadget yang dapat mereka gunakan untuk hiburan seperti bermain game, menonton, dan bermain sosial media",ungkap Julianah. Hal tersebut menjadi suatu permasalahan karena anak di bawah umur telah dibebaskan untuk memiliki handphone sendiri, sedangkan secara psikologis mereka belum siap secara mental dan kognitif untuk dengan bijak menggunakannya. Sehingga hal ini dapat menjadi pemicu perilaku agresi pada siswa sekolah dasar.

"Kurangnya motivasi dan semangat belajar juga menjadi hambatan tersendiri, sehingga memang diperlukan kegiatan seperti pencegahan dalam perilaku agresi dan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan semangat belajar siswa", tutup Julianah. Dari kegiatan kampanye anti perilaku agresi ini juga menenamkan pentingnya berperilaku baik, terlebih sesama teman sebaya dan di lingkungan sekitar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline