Ekonomi Islam yang hari ini hanya menjurus kepada lembaga keuangan dan perlindungan atau asuransi, dimana lembaga perbankan dan asuransi adalah prodak dari sistem ekonomi kapitalis, sehingga pembelajaran dan kurikulum yang diajarkan di setiap instansi yang mengajarkan ekonomi islam hanya membahas lembaga keuangan dan asuransi.
Sehingga ekonomi islam hanya dianggap sebagai perbankan dan asuransi. Ekonomi islam yang hari ini hanya menduplikasi prodak kapitalisme dengan merubah akadnya sehingga menjadi lebih islami, hal inilah yang menghalangi kita umat islam untuk berkresi menciptakan prodak ekonomi islam yang tampa meniru prodak kapitalis.
Banyak sektor yang saat ini lepas dari ekonomi islam misalanya saja yang akan kita bahas pada artikel ini yaitu Sumber Daya Alam (SDA), pengelolan SDA dan pendistribusiannya hari ini luput dari sistem ekonomi islam padahal SDA ini adalah amanah terbesar dari Allah SWT yang harus kita kelola.
Dalam islam, hak milik terhadap semua yang ada dialam semesta ini adalah Allah SWT manusia hanya mendapatkan amanah untuk memanfaatkan SDA tersebut dengan sebaik-baiknya. Pada saat sistem ekonomi kapitalisme percaya pada sistem ekonomi yang tidak berencana yang pada gilirannya menjadikan krisis secara berkala, sosialisme percaya pada komprehensif, akan tetapi banyak mengorbankan kepentingan individu. Islam memberikan suatu sintesis yang dapat dilaksanakan antara perencanaan alamiah dengan perencanaan pengarahan.
Islam menganjurkan pengelolaan SDA itu benar-benar dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan umat seluas-luasnya, misalnya dalam suatu tempat terdapat SDA baik itu minyak, gas, emas atau batubara, bagi orang yang bisa mengolahnya menjadi bahan siap digunakan untuk kemakmuran umat maka insyaAllah suatu wilayah bahkan Negara akan menjadi sejahtera, sehingga menimbulkan dampak yang sangat signifikan dan itu diberikan secara murah dan sangat terjangkau oleh setiap kalangan menengah kebawah maka secara otomatis masyarakat akan merasakan kenyamanan. Sehingga sesuai dengan konsep yang di ajarkan oleh Rosulullah bahwa SDA merupakan alat untuk merekatkan umat yang merupakan simbol dari kejayaan. Sebagaimana dalam sabda Rosulullah “kaum muslimin bersatu dalam tiga hal, air padang dan api (HR Abu Daud)
SDA merupakan amanah terbesar yang harus segera dikelola sebaik mungkin guna mensejahterakan umat, Rosulullah pernah mengambil kebijakan untuk memberikan tambang garam kepada Abyadh Bin Hammal Al-Mazini. Namun kebijakan tersebut ditarik lagi oleh Rosulullah karena tambang tersebut laksana mengalir seperti air (milik umat). Artinya siapa saja boleh mengolah tambang dengan skala yang sangat kecil namun apabila dalam sekala besar harus dikelola oleh Negara dan untuk kemakmuran rakyatnya.
Dalam Alquran Surah Al-Baqarah Ayat 22-23 “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”. “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
Kesejahteraan yang merata dan kemaslahatan bersama bagi masyarakat adalah tujuan dalam tatanan hidup berekonomi. Peran dan fungsi SDA dalam islam adalah sebagai fasilitas guna mencukupi kebutuhan dan kesejahteraan manusia dalam menjaga kestabilitasan ekonomi agar tujuan dari kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan adil dan merata sehingga hasil SDA dapat dinikmati secara bersama oleh setiap lapisan masyarakat.
Maka solusi yang terbaik adalah pengelolan SDA harus menggunakan metode syariah dengan prinsif ekonomi islam, maka kita harus berlandaskan kepada Al-Quran surah Al-Baqarah Ayat 22-23 yang pada intinya harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepantingan umat guna mencapai kesejahteraan yang merata dan mengharap Ridho Allah SWT.