Lihat ke Halaman Asli

Bachtiar Yunizel

Sales Communication Coach

Tidurnya Mahasiswa Reformasi

Diperbarui: 2 Desember 2017   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang lahir di tahun 70 - an ke bawah pasti masih mengingat dengan baik riuh rendahnya aksi aksi mahasiswa di akhir era orde baru.  Hasilnya adalah selesainya kepemimpinan 32 tahun Pak Harto dengan era orde barunya.  

Tidak hanya itu,  era itu juga menandai di mulainya demokrasi yang sebenar di negeri ini.  Setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk naik ke panggung politik.  Pertarungan kompetensi akhirnya menjadi sarana penting untuk maju di depan arena perpolitikan Indonesia. 

Di awal reformasi,  mahasiswa mendapat julukan sebagai agen perubahan.  Banyak harapan agar generasi muda terdidik bangsa ini bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik. 

Itu semua adalah kejadian dan harapan warga negara pada 20 tahun silam.  Era milenial saat ini tidak lagi mampu mempertontonkan kepiawaian anak muda bangsa terdidik ini kan kancah diskusi nasional. Apakah karena demokrasi yang mereka turut membangun ini telah mengeliminir peranan mereka...?? 

Ada yang menduga,  bahwa demokrasi kita telah terlembaga dengan baik.  Sehingga parlemen jalanan tidak diperlukan.  Bahkan setiap aksi yang muncul sering kali di cap bermuatan Politis tertentu.  

Katakan lah demikian adanya.  Semestinya jika peranan mahasiswa di jalanan sudah tidak dibutuhkan, maka dimanakah mereka saat ini.  Prestasi apa yang sedang mereka capai dan sejarah apa yang sedang mereka bangun.  Jangan jangan mereka  justru sedang asyik di depan gadget untuk mengokohkan sebutkan mereka sebagai generasi milenial...??? 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline