Lihat ke Halaman Asli

Yulida Hasanah

Freelance Writer and Mompreuner Peduli Generasi dan Keluarga

Saat Bisnis Digital Menjadi Harapan Kesejahteraan, Kaum Buruh Mau di Kemanakan?

Diperbarui: 23 Juli 2019   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh : Yulida Hasanah*

Tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi adalah bentuk dari sebuah peradaban manusia. Namun, kemajuan teknologi tak bisa dikaitkan dengan mulia atau tidaknya sebuah peradaban jika tidak diseimbangi dengan kemajuan taraf berpikir tentang cara dan srategi dalam menghadapi digitalisasi di zaman milenial ini. Terlebih, jika kemajuan teknologi berupa digitalisasi ekonomi mulai merambah dunia bisnis pengusaha milenial. 

Perusahaan harus sigap merespon penggunaan perangkat teknologi dan harus dapat mengubah pola pikir sumberdaya manusia agar siap mengikuti arus perubahan ini. Inilah salah satu efek yang mau tidak mau harus dihadapi oleh para pengusaha khususnya yang ada di Indonesia.

Harapan peningkatan pendapatan, efisiensi anggaran bagi perusahaan dan pertumbuhan ekomoni Indonesia, menjadi magnet bagi pengusaha melenial dalam bisnis digitalisasi. Selain itu,Indonesia juga diharapkan menjadi masa depan investasi dunia. 

Oleh kerena itu, pemerintah melalui Kementerian Kominfo sejak dua tahun yang lalu (tahun 2017) telah mengembangkan Program NextIcon atau dikenal dengan Next Indonesia Unicorn setelah sebelumnya yaitu pada tahun 2016 Kominfo memiliki program gerakan 1000 star-up di Indonesia. Dan ditahun 2019 ini ditargetkan sudah memiliki 5 startup unicorn. (DIGINATION.id)

Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia telah memiliki 4 Unicorn yaitu Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Di mana, Unicorn adalah sebutan bagi start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS atau setara Rp 13,5 triliun (kurs Rp 13.500 per dollar AS).

Go-jek baru-baru ini menerima kucuran dana dari Google sebesar 1,2 miliar dollar AS. Hal ini menjadikan valuasi Go-Jek saat ini ditaksir mencapai 4 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 53 triliun.

PT Tokopedia terakhir mendapat suntikan sebesar 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,7 triliun dari Alibaba Group pada Agustus 2017 silam. Sebelumnya Tokopedia juga menerima pendanaan pada 2014 lalu dari Softbank Japan dan Sequoia Capital senilai 100 juta dollar AS atau Rp 1,3 triliun.

Sementara Traveloka, mendapatkan pendanaan dari perusahaan travel asal Amerika Serikat (AS) Expedia pada Juni 2017 senilai 350 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun. Dengan total pendanaan tersebut, Traveloka kini telah mencapai nilai valuasi lebih dari 2 miliar dollar AS atau setara Rp 26,6 triliun.

Adapun CEO Bukalapak Achmad Zaky menyebut Bukalapak telah memiliki valuasi lebih dari Rp 13,5 triliun. (Indonesiainside.id)

Kemajuan Bisnis Digital, Kaum Buruh Menjadi Korban

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline