Lihat ke Halaman Asli

Yuliana

Mahasiswi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro

KKN UNDIP x Exovillage dalam Pemetaan Potensi Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten

Diperbarui: 25 Desember 2021   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Desa Bugisan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Desa Bugisan ini memiliki berbagai potensi wisata yang didukung dengan aksesibilitas yang mudah karena dekat dengan jalan Jogja-Solo serta lokasinya tidak jauh dari Candi Prambanan.

Desa Wisata Bugisan ini memiliki potensi utama yaitu Candi Plaosan atau biasa disebut Candi Kembar.

Konon cerita asal mula Candi Plaosan ini didasarkan pada cinta beda agama antara Rakai Pikatan  dari wangsa Sanjaya (Hindu) dengan Pramudyawardani wangsa Syailendra (Budha). Mereka berdua menikah dan tetap mempertahankan kepercayaannya kepada agama masing -masing. Perbedaan agama ini tidak menyurutkan cinta mereka tetapi semakin menguatkan satu sama lain. Bukti kisah mereka pun terukir secara nyata dalam  arsitektur Candi Plaosan, candi dengan model bangunan khas candi Budha namun arsitektur khas candi Hindu.

Dokumen Pribadi Penulis

Selain memiliki potensi utama berupa Candi Plaosan, Desa Bugisan juga memiliki potensi lain seperti Paseban Candi Kembar, Tugu Sepeda Ontel, Taman Lampion dan berbagai kesenian tradisional. Paseban Candi Kembar ini merupakan rumah makan yang dilengkapi panggung  untuk pertunjukan kesenian tradisional.

Dari Paseban Candi Kembar ini kita akan disuguhkan view kegagahan Candi Plaosan dengan menu makanan yang bervariasi dan tentunya harga ramah di kantong. Paseban Candi Kembar ini biasanya   ramai pada sore hingga malam hari.  Untuk Tugu Sepeda Ontel dan Taman Lampion letaknya pun juga berada di depan Paseban Candi Kembar sehingga menambah suasana romantis pada malam hari. 

Dokumen Pribadi Penulis

Kesenian tradisional yang masih dijaga dan dilestarikan dengan baik di Desa Bugisan ini antara lain ada Pring Sedapur, Gejlog Lesung, Jatilan dan Karawitan. Masyarakat lokal Desa Bugisan secara aktif terus melestarikan kesenian tersebut agar tidak hilang seiring perkembangan jaman. Pring Sedapur merupakan alat musik yang terbuat dari bambu dan merupakan hasil karya dari Mbah Tikno atau (Sutiknohadi)

Dokumen Pribadi Penulis

Selain berbagai kesenian tradisional yang masih dilestarikan, terdapat pula transportasi tradisional berupa Bendi dan Sapi Tunggang. Bendi merupakan alat transportasi yang dibantu tenaga kuda dengan jenis kuda mini. Untuk tarifnya juga cukup terjangkau yaitu 20 ribu saja sudah dapat mengelilingi sekitar Candi Plaosan. Sedangkan untuk Sapi Tunggang tarifnya adalah 15 ribu. Cukup terjangkau bukan? 

Dokumen Pribadi Penulis

Selain berbagai potensi yang sudah disebutkan tadi, masih terdapat potensi olahan makanan dengan produk unggulan dari Desa Bugisan ini adalah olahan pepaya. Pepaya tersebut diolah menjadi manisan, nuget, permen, puding, keripik dan berbagai kreasi lain, Produk olahan tersebut dibuat oleh ibu-ibu PKK yang ada di Desa Bugisan. Tentunya dengan adanya produk olahan ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline