Lihat ke Halaman Asli

Rizal De Loesie

Seorang Lelaki Penyuka Senja

Puisi | Aku Malas Sekolah

Diperbarui: 24 Agustus 2019   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Rizal De Loesie

Aku malas sekolah.
Membosankan  rutinitas, seperti sawah terbentang hijau
Dan tetiba daunnya layu kurang air dan pupuk yang mahal
Hama mencumbui dan hampa-hampa

Aku malas sekolah, hujan deras di petak-petak sawah  mata petani
Yang putus asa.
Karena nakalku bu guru menangis berpuluh tahun di gaji segenggam beras
Dengan ikhlas berhujan-panas.

Dan tiap mimpi digilas regulasi tak jadi-jadi Pegawai Negeri
Aku sudah malas bersajak dan puisi-puisi memuja itu ini,
Bundaku sembunyikan gelisah di pasar, garam yang tak lagi asin
Nyala cabe meredup di tungku-tungku dapur

Ayah lebih suka katanya mereguk kopi tanpa gula
Di dadanya entah apa, memikirkan pindah rumah dari petak ke Lorong
Berkejaran dengan tikus-tikus  berdesir mengusir
Yang kita baca  slogannya sepanjang gang

Aku muak pakai seragam dan rutinitas membahas kurikulum
Dan beban-beban guruku yang tak tahan dari rasa lapar
Aku takut berprestasi, mendapat medali
Dari karya-karya dan penelitianku

Karena untuk harus melalui banyak birokrasi dan uji
Uji emisi, uji layak dan uji hirarki dalam negeri
Hingga karyaku hanya bisa di beli  luar negeri

Sekolah mengajariku karakter tatakrama budaya dan agama
Kehidupan mengajari aku keperihan dan kehampaan
Aku akan sekolah bila senyum guruku renyah, ibuku mengantarkan

Bekal tanpa airmata
Karyaku dikaryakan di bumi nusantara
Dan ayahku tersenyum berdiri di tiang bendera dengan bangga.

Bandung, 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline